Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Paser, Kalimantan Timur mencatat bahwa di tengah merebaknya virus pandemi Covid-19, para petani di kabupaten tersebut tetap melakukan panen raya padi.
Selain itu, kegiatan untuk program pengembangan pertanian di desa-sesa Kabupaten Paser tetap terus dilakukan, salah satunya untuk panen tanaman padi sawah.
Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Paser, Karoding P menyatakan data perkembangan padi di Paser dari 2019 hingga April 2020 dengan luas tanam tahun lalu mencapai 11.064 ha dan luas panen 2019 mencapai 9.649 ha.
Baca Juga: Pandemi Kepung RI, Panen Beras di Banten Justru Surplus 160.132 Ton
"Hari ini kami akan melangsungkan panen di Desa Mendik Kecamatan Long Kali seluas 60 ha dengan varietas padi Mekongga," kata Kadis saat melaporkan perkembangan pertanian di Kabupaten Paser, Kamis (16/4/2020).
Selanjutnya ia menambahkan bahwa produksi rata-rata untuk panen yang dilakukan di Desa Mendik yakni 6,72 ton per ha gabah kering panen (GKP) atau setara dengan 5,78 ton per ha gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 3,70 ton beras.
Di samping itu, produksi padi sawah 2019 mencapai 29.439,34 ton per GKG dan produksi padi ladang 2019 mencapai 8.740,71 ton per GKG. Jumlah produksi padi sawah atau ladang pada 2019 mencapai 38.180,05 ton per GKG. Jika dikonversi ke beras, maka produksinya mencapai 24.442,86 ton.
"Sampai dengan April 2020 ini luas tanam padi sudah mencapai 3.098 ha dan luas panen mencapai 2.753 ha," sebut Karoding.
Karoding juga mengatakan bahwa produksi padi sawah di Paser sudah mencapai 11.242,79 ton per GKG, produksi padi ladang mencapai 570,24 ton per GKG sehingga jumlah produksi padi mencapai 11.813.03 ton per GKG.
"Jika dikonversi ke beras, maka jumlah produksi beras sampai dengan April sejumlah 7.562,70 ton," urainya.
Di kesempatan terpisah, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi menerangkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan langkah untuk stabilisasi harga saat panen raya padi, di mana awal panen raya sudah terjadi di Maret dan puncaknya akan terjadi di April 2020 dengan luas 1,73 juta ha dengan produksi setara beras 5,27 juta ton.
"Saat ini pemerintah melakukan antisipasi stabilisasi harga. Di mana jangan sampai harga gabah di petani jatuh di bawah HPP atau paling tidak dapat mempertahankan harga yang sama di Maret," kata Suwandi.
Baca Juga: Panen Bawang Putih di Temanggung, Mentan SYL: Produk Lokal Lebih Sedap
Lebih lanjut Suwandi mengatakan bahwa pemantauan di beberapa daerah sudah dilakukan, yaitu 166 kabupaten di 32 provinsi. Dari pemantuan didapatkan 720 foto open camera dan 113 video. Dari sana terkonfirmasi bahwa terjadi panen raya. Harga gabah yang turun juga menjadi tanda terjadinya panen raya. Suwandi menyebut harus ada bantuan kepada petani yang harga gabahnya jatuh di bawah HPP.
"Jadi sejak Februari ke Maret harga gabah turun dan rata-rata di Maret Rp4.600-Rp4.700 per kilo, bahkan di beberapa kabupaten terjadi di bawah HPP sehingga pemerintah melakukan intervensi upaya-upaya untuk atasi supaya terjadi stabilisasi harga di saat panen raya padi," jelas Suwandi.
Salah satu solusinya melalui Kostraling atau Komando Strategi Penggilingan Padi yang dihubungkan dengan KUR. Realisasi KUR untuk padi dan penggilingan dari Januari sampai 3 April 2020 ini capai Rp3 triliun dari realisasi KUR tanaman pangan Rp4 triliun.
"Jadi, 75% realisasi KUR tanaman pangan untuk padi dan penggilingan, sehingga penggilingan punya modal cukup buat beli gabah petani dengan harga bagus," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: