Sukar Dipercaya! China Mulai Siapkan Teknologi 6G Untuk Militernya!
Baru saja secara resmi meluncurkan jaringan teknologi telekomunikasi 5G pada November 2019 lalu, China kini sudah dilaporkan tengah bersiap untuk mulai merambah penggunaan teknologi 6G sebagai bagian dari upaya modernisasi pasukan militernya.
Sebagaimana dilansir South China Morning Post, kalangan pengamat masih mempermasalahkan kapasitas dan kemampuan Tentara Pembebasan Rakyat (People?s Liberation Army/PLA), pasukan militer China, untuk dapat mengemban sekaligus memimpin proyek transformasi ambisiun tersebut.
Selain itu, pengamat juga masih menakar seberapa jauh teknologi jaringan komunikasi nirkabel generasi keenam itu dapat diadopsi dengan baik dan maksimal.
Sementara itu, sebuah artikel yang dimuat oleh China National Defense News pada Senin (13/4/2020) lalu juga mencoba mengulas terkait keunggulan-keunggulan teknologi 6G untuk dapat diaplikasikan dalam aktivitas militer.
Baca Juga: Kabar Besar! China Sedang Uji Coba Mata Uang Digital Negara??
Dalam artikel berjudul ?Saat 6G Digunakan di Medan Tempur Masa Depan? tersebut, diyakini bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah China itu bakal mengubah ?wajah? dunia militer dan juga bentuk peperangan di masa depan. Misalnya saja terkait bagaimana kondisi perang dapat terbentuk, proses pengembangan peralatan hingga aktivitas komunitas di medan tempur.
?Mendorong penerapan teknologi 6G secara bertahap di dunia militer sepertinya menjadi salah satu fokus utama Angkatan Bersenjata China dalam upayanya beradaptasi terhadap potensi perubahan (industri militer) di masa depan,? tulis artikel tersebut.
Sebagai informasi, istilah 5G dan 6G merupakan cara penyebutan terhadap teknologi jaringan nirkabel seluler generasi kelima dan keenam. Sistem penyebutan ini pertama kali muncul pada tahun 1991 untuk mengidentifikasi teknologi generasi kedua telepon seluler, sebagai pengganti teknologi generasi pertama yang masih menggunakan sistem analog.
Selanjutnya, pada tahun 1999 teknologi 3G sebagai standar yang diaplikasi dalam jaringan telepon seluler, yang notabene merupakan generasi selanjutnya dari teknologi 2G. Pada level inilah untuk pertama kalinya ponsel memiliki akses ke internet.
Berikutnya, teknologi 4G hadir dengan menyediakan jaringan pita lebar ultra yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan elektronik, seperti penggunaan internet di laptop dengan menggunakan modem USB.
Teknologi ini dipasarkan secara komersial dengan menggunakan standar WIMAX (Korea Selatan) pada 2006 dan standar Long Term Evolution/LTE (Swedia) sejak 2009. Sampai kemudian China memperkenalkan capaian teknologi 5G miliknya pada November 2019, dan rencananya bakal mulai diaplikasikan dalam sistem operasi seluler pada tahun 2020 ini.
Sebagai gambaran, teknologi 5G diketahui memiliki kecepatan transmisi data minimal 10 kali lebih besar dibanding jaringan 5G. Sementara teknologi 6G sendiri diklaim juga lebih cepat sedikitnya 10 kali lipat dibanding teknologi 5G.
Dengan kemampuan yang sudah demikian tinggi dan canggih, jaringan 6G menawarkan akses internet yang jauh lebih baik, tingkat transmisi yang sangat tinggi, potensi penundaan (lack) yang jauh lebih rendah serta bandwidth yang juga demikian luas. Dengan begitu, berbagai potensi manfaat bakal bisa diraih ketika pemanfaatan teknologi 6G untuk militer China benar-benar terealisasi, seperti kecepatan dalam mengumpulkan data intelijen, kemampuan visualisasi operasi tempur yang jauh lebih akurat dan memberikan suplai logistik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
?Dengan ditopang jaringa 6G, Komandan dapat membuat keputusan yang tepat dengan cepat setelah jaringan control dan komando mempelajari dan menganalisa data yang sangat besar di lapangan,? tulis artikel tersebut.
Sementara itu, secara terpisah Kementerian Sains dan Teknologi China menyatakan bahwa upaya penelitian dan pengembangan atas teknologi komunikasi 6G mulai dilakukan negaranya sejak November 2019 lalu, atau persis setelah jaringan 5G resmi diluncurkan. Menurut Kementerian tersebut, pihaknya memiliki dua tim yang secara khusus terlibat dalam proses pengembangan 6G.
Tim pertama dari Departemen Pemerintah yang bertugas mengeksekusi teknologi 6G, sedangkan tim lain yang berisikan 37 ahli dari universitas, lembaga ilmu pengetahuan dan perusahaan yang bertugas memberikan saran-saran bersifat teknis sebagai masukan kepada pemerintah.
"Belum ada kepastian seperti apa (teknologi 6G) akan mulai kami terapkan dan apa saja indicator utamanya. Namun, meski demikian, kami sangat mementingkan setiap upaya penelitian dan pengembangan teknologi masa depan. Kami selalu terdorong untuk membuat terobosan,? tegas Wakil Menteri Sains dan Teknologi China, Wang Xi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: