Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berbeda, Presiden Tajikistan Serukan Tak Puasa Ramadan di Tengah Wabah Corona

        Berbeda, Presiden Tajikistan Serukan Tak Puasa Ramadan di Tengah Wabah Corona Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon menyerukan umat Muslim yang beriman untuk tidak berpuasa selama Ramadhan untuk melindungi diri dari virus corona jenis baru, COVID-19.

        Seruan ini disampaikan meski negara itu nol kasus atau tidak memiliki kasus infeksi virus corona. Dalam pidatonya untuk menyambut Ramadhan, Rakhmon mengatakan puasa bisa membuat orang rentan terhadap infeksi dari penyakit menular. Seruan itu secara khusus dia tujukan kepada petani dan pekerja manual.

        "Meskipun penyakit ini tidak terdaftar di negara kita, ini tidak berarti bahwa kita harus ceroboh dan duduk diam," bunyi catatan pidato Rakhmon yang dirilis oleh kantornya, seperti dikutip dariĀ AFP, Jumat (24/4/2020).

        Mengklaim mengutip pendapat ulama Islam, Rakhmon menggambarkan puasa berbahaya bagi petani, peternak, dan mereka yang bekerja keras.

        "Saya mendesak semua orang yang bekerja di ladang dan menghasilkan kemakmuran...untuk menjadwal ulang puasa ke waktu lain yang lebih menguntungkan," kata Rakhmon.

        Tajikistan merupakan negara miskin yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Itu salah satu dari sedikit negara yang belum melaporkan satu pun kasus infeksi COVID-19.

        Negara lain, sesama pecahan Soviet, yang tidak memiliki kasus COVID-19 adalah Turkmenistan.

        Otoritas Turkmenistan mengatakan pada pertemuan para pejabat dan lembaga donor pada hari Rabu bahwa negara kaya gas yang tertutup itu sudah menyiapkan banyak ventilator dan alat tes dari luar negeri dalam persiapan untuk kemungkinan adanya kasus infeksi.

        "Saya sangat berterus terang! Jika ada satu kasus infeksi coronavirus yang terdaftar di Turkmenistan, kami akan segera memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia dan komunitas internasional!," kata Menteri Luar Negeri Rashid Meredov mengatakan dalam pertemuan itu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: