Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain ikut menyoroti beredarnya Nasi Anjing. Menurutnya, tidak tepat membela dan membandingkan Nasi Anjing dengan Nasi Kucing.
"Berhentilah membela perusak kedamaian dan membela mrk. Apakah kalian mau NKRI satu saat tumpah darah? Na'udzubillah...," cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dikutip, Selasa (28/4/2020).
Diketahui sebelumnya, masyarakat Warakas, Tanjung Priok menerima bantuan Nasi Anjing. Nama itu digunakan karena Anjing dikenal sebagai hewan yang setia. Filosofinya agar setia pada Allah, setia pada pemerintah, Pancasila dan Undang-undang 1945.
Baca Juga: Meski Ada Gonjang-Ganjing Corona, BFI Finance Bisa Salurkan Pembiayaan Rp4 T di Kuartal I/2020
Tak hanya itu, nama tersebut diberi karena ukurannya lebih besar daripada Nasi Kucing. Bahkan, makanan yang diberikan tidaklah juga berasal dari Daging Anjing sehingga halal.
Terkait itu, Tengku Zulkarnain menilai, begitu sensitifnya kata Anjing di negeri ini. Sampai umat Nasrani dari Suku Karo dan Batak di Sumatera Utara jika buka restoran yang menyediakan menu Anjing Bakar tidak mau menuliskannya di plang restoran.
"Mereka hanya tuliskan:"Sedia B1 utk menyebutkan BIANG(Anjing), B2 utk Babi," cetusnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: