Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Tinggal Diam, Pusat Penelitian Kelapa Sawit Uji Coba Ekstrak Lalat Penangkal Covid-19

        Tak Tinggal Diam, Pusat Penelitian Kelapa Sawit Uji Coba Ekstrak Lalat Penangkal Covid-19 Kredit Foto: Unsplash/Drew Hays
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi dalam negeri terus melakukan eksplorasi terhadap material asli Indonesia yang berpotensi sebagai penangkal Covid-19.

        Salah satunya kerja sama Holding Perkebunan Nusantara dan PT Riset Perkebunan Nusantara melalui dukungan riset peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan didukung oleh PT Alternatif Protein Indonesia dan Pusat Inovasi Kelapa Sawit Sei Mangke PT Perkebunan Nusantara III.

        Material yang digunakan dalam riset ini adalah ekstrak larva lalat tentara atau black soldier flies. Serangga dengan nama latin hermetia illucens ini berasal dari Florida yang sering ditemukan mampu bertahan di lingkungan ekosistem kelelawar dan pada stadia larva memakan guano.

        Baca Juga: Publikasi WHO Sepedas Rawit, CPOPC Protes Bongkar Fakta Sawit

        Di Indonesia, serangga ini mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar untuk mendapatkan makanannya, termasuk dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang ketersediannya melimpah di Sumatera Utara.

        Direktur PPKS, Edwin Syahputra Lubis mengatakan, "Kami telah berhasil mengekstrak senyawa dari larva BSF dan mengujinya secara invitro sebagai salah satu produk imunomodulator potensial untuk upaya memerangi Covid-19."

        Proses pengembangan material farmasi berbasis serangga ini dikenal sebagai yellow-biotechnology. Tim peneliti PPKS yang diwakili Dr Frisda Panjaitan menjelaskan hasil riset menunjukkan bahwa senyawa ekstrak BSF ini cukup responsif untuk meningkatkan kembali imunitas tikus albino yang sebelumnya sudah diturunkan imunitasnya.

        Penelitian ini menggunakan dua cara dalam menurunkan imunitas, yaitu secara spesifik menggunakan antigen dan nonspesifik menggunakan black carbon.

        Lebih lanjut, Edwin Syahputra Lubis berharap, "Meskipun hasil ini cukup menggembirakan, namun perlu diingat, ini masih langkah awal, uji lanjutan masih diperlukan untuk mengetahui efektivitasnya apabila di uji coba pada manusia. Kami berharap dukungan semua pihak untuk dapat melanjutkan penelitian ini ke tahapan-tahapan berikutnya."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: