Di tengah pandemi virus Corona yang mengganggu kinerja ekspor nasional, nilai eskpor pertanian justru mencatatkan kenaikan sebesar 12,66 persen (yoy) dengan nilai transaksi sebesar US$0,28 miliar. Berdasarkan sektor yang ada, hanya ekspor pertanian saja yang mengalami kenaikan secara tahunan.
"Kenaikan di sektor pertanian membuat total ekspor Indonesia secara kumulatif mencapai US$53,95 miliar, atau naik sebesar 0,44 persen (yoy)," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Jumat (15/5/2020).
Menurut Suhariyanto, sepanjang Januari-April lalu, ekspor hasil pertanian meningkat sebesar 15,15 persen. Ia menilai capaian ini lebih baik dari capaian tahun sebelumnya.
Baca Juga: BPPSDMP Lakukan Pengawalan Dukung Ketahanan Pangan di Serang
Adapun negara tujuan ekspor nonmigas pada April 2020 lalu di antaranya China sebesar US$2,21 miliar, Amerika Serikat sebesar US$1,29 miliar, dan Jepang sebesar US$1,04 miliar. Ketiganya terakumulasi memberi kontrobusi sebesar 39,24 persen.
"Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,04 miliar," tandasnya.
"Dengan memperhatikan pandemi Covid-19, performa ekspor ini masih lebih bagus dari ekspektasi. Ini tentunya sebuah signal positif dan mudah-mudahan ke depan performa ini bisa ditingkatkan lebih jauh," kata dia saat telekonferensi, Jumat.
Di sisi lain, kenaikan juga terjadi pada upah buruh tani pada awal tahun ini. BPS mencatat, kenaikan upah buruh mencapai 0,12 persen dari Rp 55.254 pada Maret 2020 menjadi Rp55.318 per hari pada April 2020.
Menurut Suhariyanto, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh inflasi di pedesaan pada April 2020 yakni sebesar 0,11 persen, sehingga upah rill cenderung stabil. "Upah buruh tani April bisa dibilang dalam keadaan stabil," katanya.
Suhariyanto menambahkan bahwa ekspor pertanian yang menjadi catatan di antaranya meliputi produk perkebunan dan pangan seperti sayuran dan buah-buahan. Namun demikian, ada juga kenaikan pada sektor lain seperti kimia dan perlengkapan elektrik.
Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, saat dihubungi mengatakan, ekspor pertanian yang masih dilakukan, utamanya komoditas selain 11 bahan pokok yang masih dibutuhkan pasar domestik.
Baca Juga: Siaga Stok Pangan, Wilaga PWMP Kementan Tetap Jalankan Usaha di Tengah Covid-19
"Ekspor ini tidak akan mengganggu ketersediaan pangan dan 11 kebutuhan pokok dalam negeri. Ekspor masih didominasi hasil perkebunan dan hortikuktura. Pemerintah terus jaga pangan pokok aman dan stok nasional cukup," tegas Kuntoro.
Menurut Kuntoro, Mentan Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu bahkan melakukan ekspor serentak dari sembilan pintu pengeluaran ekspor di indonesia secara virtual, untuk setidaknya 166 jenis komoditas ke 43 negara di dunia.
Kinerja ekspor yang masih baik ini, memberi harapan positif di tengah pandemi Covid-19. "Elektronik sertifikat karantina pertanian secara baik masih dapat masuk ke pelabuhan Belanda, meski pandemi masih berlangsung. Ini artinya permintaan pasar Eropa masih tinggi untuk produk kita," kata Kuntoro.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: