Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakar Lingkungan: Pandemi Global Berikutnya Bisa dari Hutan Amazon

        Pakar Lingkungan: Pandemi Global Berikutnya Bisa dari Hutan Amazon Kredit Foto: (Getty Images)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seorang pakar lingkungan mengungkapkan pandemi global berikutnya bisa berasal dari hutan hujan Amazon. Menurut ahli ekologi Brasil David Lapola, perambahan manusia pada habitat hewan di tempat-tempat seperti hutan hujan meningkat.

        Hal ini disebabkan deforestasi yang meluas. Para ilmuwan percaya, urbanisasi daerah yang sebelumnya liar dapat berkontribusi pada munculnya penyakit zoonosis atau penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia.

        Baca Juga: Pandemi Corona Tembuh Hutan Amazon, Seorang Wanita Dilaporkan Positif Corona

        "Amazon adalah tempat penyimpanan virus yang sangat besar. Sebaiknya kita mencoba keberuntungan kita," ujar Lapola yang mempelajari bagaimana aktivitas manusia akan membentuk kembali ekosistem hutan tropis di masa depan, seperti yang dilansir dari Fox News, pekan lalu.

        Sayangnya, hutan hujan terbesar di dunia menghilang dengan cepat. Tahun lalu penggundulan hutan di Amazon Brasil melonjak 85 persen menjadi lebih dari 3.900 mil persegi. Wilayah tersebut hampir seukuran Lebanon.

        Lapola, yang bekerja di Universitas Campinas di Brazil, menyebut bahwa berita buruk itu bagi planet bumi dan bagi kesehatan masyarakat.

        "Ketika Anda menciptakan ketidakseimbangan ekologis, saat itulah virus dapat melompat dari hewan dari manusia," katanya.

        Menurut John Hopkins University, virus corona baru, secara global, telah menginfeksi lebih dari 4,5 juta orang dan menewaskan sedikitnya 306.388 jiwa. Penyakit ini diperkirakan berasal dari kelelawar sebelum berpindah ke manusia di China.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: