Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jepang Sesumbar Berhasil Taklukkan Covid-19 Pakai Cara Unik, Cuma 6 Minggu!

        Jepang Sesumbar Berhasil Taklukkan Covid-19 Pakai Cara Unik, Cuma 6 Minggu! Kredit Foto: The Yomiuri Shimbun/Takashi Ozaki
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jepang mencabut status keadaan darurat pandemi virus corona. Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan telah berhasil menangani pandemi dalam waktu enam minggu dengan pendekatan unik.

        Keadaan darurat pandemi virus corona diumumkan tanggal 7 April di seluruh Jepang, namun tidak ada paksaan hukum bagi warga yang melanggar. PM Abe hanya meminta warga untuk tidak keluar rumah, sekolah diliburkan, dan bisnis yang tidak penting ditutup atau mengurangi jam beroperasi.

        Sekarang keadaan darurat sudah dicabut di 42 kawasan dari seluruh 47 kawasan yang ada di Jepang. Dengan keadaan darurat sudah dicabut, warga Tokyo sudah bisa melakukan kegiatan lebih leluasa.

        Baca Juga: Darurat Nasional Diakhiri, Bisnis-bisnis di Tokyo Mulai Bergeliat

        Enam minggu setelah terus menurunnya angka penularan, pemerintah Jepang mencabut keadaan darurat di lima wilayah termasuk yang mencakup ibu kota Tokyo, Senin malam (25/5).

        PM Abe mengatakan Jepang sudah menetapkan "kriteria paling ketat" di dunia mengenai keadaan darurat yang bisa dilonggarkan.

        "Jepang tidak menetapkan kebijakan tidak keluar rumah yang wajib dengan hukuman bagi pelanggaran, setelah pernyataan keadaan darurat." kata Abe. "Walau begitu, kami berhasil menangani penularan dalam waktu satu bulan setengah, dengan pendekatan yang unik. Ini menunjukkan kekuatan model Jepang."

        Mengejutkan Sejumlah Pakar

        Strategi penanganan virus corona di Jepang yang disebut "lockdown ringan" dikritik oleh beberapa pakar kesehatan karena diperkirakan langkah tersebut tidak akan cukup untuk mencegah penyebaran Covid-19.

        Seorang staf pemerintah kota Tokyo meminta warga untuk kembali ke rumah setelah keadaan darurat diberlakukan.

        Jepang memiliki jumlah penduduk lanjut usia tertua di dunia, dengan jaringan transportasi kereta yang padat dan jumlah tes virus corona yang jadi salah satu terendah di dunia.

        Sampai Mei ini, Jepang hanya melakukan tes virus corona kepada dua orang per seribu penduduk. Sebagai perbandingan, di Australia ada 40 tes per seribu orang.

        Namun, Jepang terhindar dari malapetaka virus dengan mencatat 840 kematian di negeri yang memiliki 126 juta penduduk tersebut.

        Para pakar tidak tahu persis mengapa Jepang bisa terhindar dari penyebaran wabah besar seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.

        Namun, diperkirakan kombinasi beberapa faktor menjadi penyebab dapat ditekannya pandemi ini, yakni penggunaan masker, perilaku individu soal sanitasi yang bagus, sistem layanan kesehatan berkualitas tinggi, dan pendeteksian kontak invidividu.

        Mempersiapkan New Normal

        PM Abe memperingatkan warga Jepang bahwa mereka harus mempersiapkan diri dengan kehidupan new normal.

        Dia mengatakan warga harus menghindar dari tiga hal, yakni ruangan tertutup, tempat kerumunan, serta kontak dekat dengan orang lain.

        "Kalau kita menurunkan tingkat kewaspadaan kita, tingkat penularan akan menyebar dengan cepat. Kita harus menciptakan gaya hidup baru. Mulai dari sekarang kita harus mengubah cara berpikir kita."

        Masing-masing kawasan di Jepang kini diperbolehkan untuk menerapkan aturan sendiri sesuai dengan keadaan di sana.

        Baca Juga: Pasien Covid-19 Tembus 5,5 Juta Jiwa, Ini 10 Negara yang Paling Terdampak Virus Corona

        PM Abe mengatakan Jepang harus siap dengan 'gaya hidup baru'. Di Tokyo, restoran dan bar diizinkan buka sampai jam 10 malam, sementara sekolah, perpustakaan, dan museum sudah boleh buka kembali.

        Bila tingkat penularan yang rendah stabil, teater, klab malam, karaoke, dan tempat-tempat pertunjukkan musik boleh dibuka kembali.

        Salah satu tantangan besar yang dihadapi Jepang adalah memperbaiki perekonomian yang mengalami dampak parah karena pandemi. Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini sekarang secara teknis berada dalam keadaan resesi.

        PM Abe mengatakan pemerintahannya sedang mempersiapkan paket baru bantuan ekonomi senilai US$1,5 triliun untuk membantu bisnis bangkit kembali.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: