Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Sukses PWMP: Pasarkan Beras Bejo di Tengah Kesibukan Kuliah

        Kisah Sukses PWMP: Pasarkan Beras Bejo di Tengah Kesibukan Kuliah Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Munculnya bibit-bibit petani muda yang menguasai teknologi menjadi bukti keseriusan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan percepatan generasi petani. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah melalui program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) yang menyasar kepada generasi milenial. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, program ini telah menghasilkan ribuan petani milenial.

        Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meyakini bahwa generasi milenial yang terjun di sektor pertanian berpeluang memiliki kehidupan dan ekonomi yang lebih baik.

        Baca Juga: Dapat Bantuan RJIT, Petani Mojokerto Siap Hadapi Musim Tanam II

        "Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, dunia dalam genggaman kalian," ujar Syahrul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (9/6/2020). Ia mengajak para petani milenial untuk melakukan terobosan dalam pemasaran hasil produk pertanian secara online di tengah pandemi Covid-19.

        Sejalan dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, "Generasi milenial saat ini makin cerdas dalam mencari peluang bisnis. Mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian akan makin menguasai bagaimana mengembangkan pertanian mulai dari hulu sampai hilirnya menjadi peluang bisnis Dalam masa Covid-19 ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial."

        Salah satu generasi muda yang memanfaatkan program PWMP dan berhasil mengembangkan usahanya adalah kelompok usaha Bejo Grup. Eni Widia Astuti bersama kedua orang sahabatnya, Linda Safitri dan Odianto Pare Lambe, adalah mahasiswa semester 4 Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari.

        Mereka memulai bisnis pengemasan beras dengan merek Beras Bejo meski masih duduk di bangku kuliah. Bermitra dengan petani-petani lokal, bisnis ini memberikan manfaat sosial. "Niatnya mau bantu petani, tetangga saya petani padi dan susah jual ke mana, dijual ke tengkulak harganya rendah," ungkap Eni. 

        Berbisnis sambil menjalani studi ternyata tidak menjadi halangan untuk mengembangkan usaha Beras Bejo. Mereka berhasil memasarkan produk hingga menjalin mitra dengan supermarket. Untuk kebutuhan beras di kampus tempat mereka menimba ilmu pun dipenuhi oleh Beras Bejo.

        Dalam sebulan, mereka mampu mengemas beras hingga 7 kuintal. Selain menyalurkan produk ke supermarket, Beras Bejo juga dipasarkan secara online dengan memanfaatkan media sosial. Tak hanya itu, agar mudah terjangkau oleh masyarakat sekitar, Beras Bejo juga tersedia di Agri Mart yang dimiliki Polbangtan Manokwari.

        Eni mengaku bahwa pandemi Covid-19 tidak menggoyangkan usahanya. "Karena beras kan kebutuhan pokok, jadi ya sama saja" aku Eni.

        Untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, Beras Bejo telah lolos uji Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Manokwari sehingga terbukti aman untuk dikonsumsi. "Beras Sehat Keluarga Anda" menjadi tagline yang diusung beras yang dibudidayakan petani lokal di Manokwari ini.

        Program PWMP yang diinisiasi Kementan adalah salah satu program untuk mewujudkan regenerasi petani. Keseriusan Kementan untuk melahirkan wirausahawan muda pedesaan di sektor pertanian juga dilakukan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Melalui program ini, generasi muda dapat mengembangkan peluang bisnis sehingga mampu menjadi job creator atau pun jobseeker di sektor pertanian. Diharapkan, pendapatan generasi muda melalui pekerjaan dan kewirausahaan di sektor pertanian meningkat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: