Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuaca Kering & Kebijakan Biodiesel Indonesia Buat Harga Minyak Sawit Tetap Tinggi

Cuaca Kering & Kebijakan Biodiesel Indonesia Buat Harga Minyak Sawit Tetap Tinggi Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen minyak sawit terkemuka Malaysia, seperti FGV Holdings dan United Plantations, mengatakan bahwa pola cuaca El Nino, yang diperkirakan akan muncul pertengahan tahun ini, dapat mengurangi produksi pada tahun 2024. El Nino biasanya menghasilkan curah hujan di bawah rata-rata bagi produsen utama minyak sawit dunia, yakni Indonesia dan Malaysia, sehingga memangkas hasil panen dan mendorong harga global.

Malaysia dan Indonesia sudah bergulat dengan kondisi cuaca basah akibat La Nina dan banjir yang telah membatasi produksi dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Potensi Minyak Sawit sebagai Lumbung Vitamin A dan E

Analis industri terkemuka Thomas Mielke pada konferensi minyak sawit di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu mengatakan, pasar minyak nabati akan mengetat selama satu tahun mulai pertengahan 2023 karena produksi biodiesel global dapat meningkat sekitar 4,5 juta ton pada 2023. 

Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, menaikkan campuran wajib minyak sawit dalam biodiesel menjadi 35% mulai Februari, dari 30% sebelumnya, untuk mengurangi impor solar di tengah harga energi global yang tinggi dan untuk mengurangi emisi.

"Meningkatnya permintaan dan terbatasnya pertumbuhan pasokan minyak nabati akan membawa kita ke defisit produksi global pada Juli hingga Desember tahun ini dan Januari hingga Juni 2024," kata Mielke, dilansir dari laman Reuters.

Mielke memperkirakan, harga Refined Bleached Deodorized (RBD) Palm Olein di Malaysia bisa melonjak hampir 16% menjadi US$1.150 per ton pada paruh kedua tahun 2023. Produksi Malaysia pada 2023 kemungkinan akan naik 600 ribu ton menjadi 19 juta ton, sedangkan produksi Indonesia diperkirakan naik 1,2 juta ton menjadi 47,7 juta ton.

Dalam kesempatan tersebut, direktur perusahaan barang konsumen India Godrej International Dorab Mistry, memperkirakan minyak sawit Malaysia diperdagangkan antara pada level RM4.000 – RM5.000 (US$1.106) per ton dari sekarang hingga Agustus. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: