Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak yang Ambil Untung, IHSG Terkapar

        Banyak yang Ambil Untung, IHSG Terkapar Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibayangi aksi profit taking hingga terkoreksi 0.70% atau 35.51 poin ke level 5.035,06 dengan saham Industri Dasar -1.97% dan Property -1.93% yang memimpin pelemahan.

        Head of Research Lanjar Nafi mengungkapkan bahwa sektor industri dasar meleleh setelah saham SMGR -6.90% yang terkoreksi cukup dalam pasca menguat belasan persen sejak akhir bulan lalu. Sementara, mayoritas saham Properti terkoreksi cukup dalam lebih dari 5% pasca penguatannya sejak akhir pekan.

        “Bank Dunia memperkirakan kontraksi ekonomi pada negara berkembang akan sebesar 2.5% tahun 2020 dimana ini merupakan kontraksi ekonomi pertama setidaknya dalam 60 tahun terakhir,” ucapnya, di Jakarta, Selasa (9/6/2020).

        Baca Juga: Jomplang! IHSG Ambruk ke Zona Merah di Akhir Sesi II

        Terlihat, rupiah bergerak melemah tipis sebesar 0.04% kelevel Rp13.890 per USD. Investor asing pun tercatat net sell Rp230.41 miliar pada pasar reguler.

        Adapun, indeks Nikkei (-0.38%) dan TOPIX (-0.14%) di Jepang terkoreksi memimpin aksi profit taking investor di Asia setelah indeks berjangka AS bergerak flat cenderung tertekan. Indeks Hangseng (+1.03%) dan CSI300 (+0.62%) naik setelah pemerintah Hongkong akan mengucurkan paket dana talangan atau bailout sebesar HK$ 30 Miliar atau setara dengan Rp54.33 triliun rupiah untuk menyelamatkan maskapai penerbangan Cathay Pacific hal ini menunjukan upaya pemerintah yang terus mendukung pemulihan ekonomi setelah pandemic.

        Baca Juga: Perusahaan Milik Eddy Sariaatmadja Mau Habiskan Dana Setengah Triliun Buat Beli Saham di Publik

        Dimana, bursa Eropa membuka perdagangan dengan terkoreksi. Indeks Eurostoxx (-0.63%), FTSE (-0.75%) dan DAX (-0.93%) dibuka pada zona negatif dengan saham-saham perbankan yang memimpin pelemahan. Bank Dunia memperingatkan ekonomi global akan mengalami kontraksi terbesar sejak Perang Dunia II pada tahun 2020 menjadi faktor utama alasan investor melakukan aksi ambil untung. selanjutnya investor terfokus pada keputusan kebijakan the Fed dan Data penjualan eceran dari dalam negeri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: