Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jet Tempur Su-30 China Ketahuan Nyelonong Masuk, Taiwan Langsung Ambil Tindakan...

        Jet Tempur Su-30 China Ketahuan Nyelonong Masuk, Taiwan Langsung Ambil Tindakan... Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jet-jet tempur China ketahuan "nyelonong" ke wilayah udara Taiwan. Kejadian pada 9 Juni 2020 itu membuat Angkatan Udara Taiwan mengeluarkan peringatan verbal dan "respons aktif" untuk mengusir jet-jet tempur China itu.

        Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti yang dikutip stasiun berita Aljazeera, jet-jet tempur tercanggih China Su-30 Flanker terpantau dalam zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Selain memberi peringatan verbal kepada para pilot China, Taiwan juga mengirim jet-jet tempur untuk menghalau mereka keluar.

        Penyusupan itu terjadi setelah Taiwan mengumumkan latihan perang tahunan terbesar, yang akan berlangsung Juli 2020 mendatang. Latihan dengan amunisi sungguhan itu termasuk simulasi komputer dan latihan mempertahankan Pulau Taiwan dari serbuan pasukan asing. 

        Baca Juga: Militer China Bangkit dari Kubur, Amerika Cs Ketar-ketir

        Ini bukan insiden kali pertama. China beberapa kali mengerahkan jet-jet tempur dan kapal-kapal perang melintas di wilayah Taiwan sejak Tsai Ing-wen terpilih jadi presiden di pulau tersebut pada 2016. 

        Pada 10 Februari lalu, pesawat jet China secara singkat melintas garis median Selat Taiwan, yang membatasi kedua wilayah. Itu merupakan aksi pertama China sejak Tsai kembali jadi presiden setelah menang telak di Pemilu Januari lalu.

        Setelah itu, Taiwan melaporkan dua kali Angkatan Udara China menggelar latihan di dekat wilayahnya. Begitu pula saat satu kapal induk dan lima kapal perang China berlayar mendekati Taiwan April lalu.

        China, yang selama ini menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak sejak 1949, melihat Tsai sebagai separatis yang selama ini mengupayakan kemerdekaan formal serta pengakuan internasional bagi kedaulatan negerinya. Selama ini banyak negara di dunia yang menganut Kebijakan Satu China, yakni dengan tidak mengakui Taiwan sebagai entitas resmi berdaulat. 

        Pada 29 Mei lalu di Beijing, Kepala Departemen Staf Gabungan Militer China, Li Zuocheng, menegaskan bahwa pihaknya sudah siap untuk menggunakan semua cara yang diperlukan untuk mencegah Taiwan lepas secara resmi.

        "Bila kemungkinan bagi reunifikasi damai tidak tercapai, angkatan bersenjata bersama-sama dengan seluruh bangsa ini dan rakyat Taiwan akan mengambil semua cara yang diperlukan untuk secara tegas menumpas setiap plot dan aksi separatis," kata Li.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: