Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berat! Toyota Akui Ekspor Mobil Terancam Amblas Signifikan Akibat Dihantam Covid-19

        Berat! Toyota Akui Ekspor Mobil Terancam Amblas Signifikan Akibat Dihantam Covid-19 Kredit Foto: Muhamad Ihsan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekspor mobil Toyota dari basis produksinya di Indonesia diperkirakan akan turun sekitar 40-50 persen tahun ini. Hal ini lantaran produksi terdampak pandemi Virus Corona baru atau COVID-19.

        Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono  menjelaskan dampak COVID-19 mulai berpengaruh pada produksi mobil pada April sampai sekarang. Pandemi menyebabkan permintaan domestik dan ekspor anjlok.

        Pasar domestik, berdasarkan perkiraan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) turun 40 persen tahun ini, menjadi sekitar 600.000 unit. Tahun lalu, penjualan  mencapai 1,03 juta unit

        Baca Juga: Malang Tak Boleh Ditolak: Pengusaha Ini Masih Harus Berdarah-Darah Walau Menhub Sudah Bertitah!

        Sementara itu, ekspor juga turun karena negara-negara tujuan ekspor, seperti di Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika juga terdampak COVID-19.

        "Kami mulai ekspor part CKD (terurai penuh) untuk negara yang mulai stabil seperti Vietnam dan Thailand," kata Warih.

        Ia memperkirakan ekspor mobil Toyota Indonesia bakal turun 40 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai sekitar 208.000 unit.

        Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Ekspor CBU Suzuki Tumbuh 22%

        Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam mengatakan ekonomi negara-negara utama yang menjadi tujuan ekspor Toyota Indonesia ternyata lebih parah. Dia mencontohkan Amerika Latin yang neraca perdagangannya negatif. Timur Tengah juga ekonominya turun karena harga minyak anjlok.

        "Harga minyak diprediksi baru mencapai 60 dolar per barel pada 2022. Selain itu Arab Saudi menaikkan VAT (Pajak Pertambahan Nilai) dan pajak impornya dari 5 menjadi 7 persen," katanya.

        Dengan kondisi tersebut, Bob menilai ekspor mobil Toyota Indonesia sangat berat dan diperkirakan turun 40-50 persen. Oleh karena itu, ia mengaku sangat berharap pasar domestik bisa bangkit pada kuartal III dan IV, serta berharap ada stimulus dari pemerintah yang tidak hanya mendorong orang beli mobil, tapi juga bantuan langsung ke industri otomotif seperti pengurangan pajak PPh21 hingga di atas 30 persen.

        "Pemerintah misalnya menghapus pajak progresif agar orang bisa tertarik beli mobil lagi, sehingga permintaan mobil meningkat," katanya.

        TMMIN merupakan produsen mobil Toyota untuk pasar domestik maupun ekspor. Mobil yang diproduksi antara laiin Toyota Innova dan Fortuner.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: