Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Orang Tua Ketar-ketir, TikTok Malah Bikin Tantangan Lagi?

        Banyak Orang Tua Ketar-ketir, TikTok Malah Bikin Tantangan Lagi? Kredit Foto: TechCrunch
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aplikasi fenomenal TikTok menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang terutama orang tua. Pasalnya banyak pengguna aplikasi asal China ini mengunggah konten yang menampilkan perilaku berbahaya, seperti aksi amatir atau tantangan yang membahayakan.

        Meskipun demikian, Donny Eryastha, Head of Public Policy, TokTok Indonesia, Malaysia, dan Filipina, mengaklaim akan membina lingkungan yang positif dan inklusif. Siapa pun dengan batas usia minimum 14 tahun, dapat mengekspresikan diri mereka dengan aman. Menurutnya, TikTok banyak pula dimanfaatkan untuk mencari hiburan, belajar, dan berinteraksi dengan komunitasnya.

        "TikTok berkomitmen untuk membina lingkungan yang positif dan inklusif di mana, siapa pun, dengan batas usia minimum 14 tahun, dapat mengekspresikan diri mereka dengan aman," ujar Donny, Senin (20/7/2020).

        Baca Juga: Gak Cuma TikTok, LinkedIn Juga Kepergok Salin Data Pengguna!

        Terkait masih banyak orang yang menyalahgunakan aplikasi TikTok, Donny mengaku mendorong pengguna untuk berhenti dan berpikir tentang dampak mengunggah konten semacam itu, serta mengingatkan mereka untuk mengikuti kebijakan, dan memanfaatkan fitur yang ada untuk membantu menghentikan masalah seperti itu.

        Menurut Donny, dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, aplikasi video singkat ini meluncurkan tantangan tagar #SamaSamaNyaman untuk mendorong remaja agar menjadi warga digital yang bijak.

        Melalui tantangan tersebut, TikTok mengajak pengguna untuk lebih memperhatikan pentingnya remaja agar lebih bijak, terutama saat mengunggah konten berbahaya dengan tujuan hiburan ataupun agar viral.

        "Untuk mengikuti tantangan ini, pengguna dapat merekam video stiket dengan #SamaSamaNyaman lalu ikuti koreografinya. Kemudian unggah video bersamaan dengan tagar #SamaSamaNyaman, gunakan pengaturan publik untuk videonya. Bagikan video ke platform media sosial yang lain, lalu ajak teman-teman yang lain untuk bergabung," jelas Donny.

        Untuk menyukseskan tantangan tersebut, TikTok bekerja sama dengan para pakar industri, organisasi non-pemerintah (LSM), dan asosiasi industri di seluruh dunia untuk memastikan bahwa kebijakan, teknologi, dan kontrol privasi melindungi dari tantangan industri seputar penyalahgunaan platform.

        Di Indonesia sendiri, TikTok telah bekerja sama dengan Komunitas Sudah Dong untuk kampanye antiperundungan siber, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia untuk mengedukasi pentingnya peran orang tua dalam menjaga keamanan internet anak remaja.

        Sementara itu, Samanta Ananta, psikolog anak dan keluarga, mengungkapkan, data Digital Report 2020 oleh Hootsuite, menunjukkan bahwa pengguna internet yang didominasi oleh remaja, rata-rata menghabiskan 7 jam dan 59 menit per hari di internet.

        Saat masa pandemi Covid-19, semakin banyak orang termasuk remaja menghabiskan banyak waktu di internet, bukan hanya untuk kegiatan belajar dari rumah, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan teman-teman dan keluarganya.

        "Seperti halnya semua aplikasi yang mungkin digunakan oleh anak remaja kita, akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai pilihan aplikasi untuk orang tua dan keluarga, serta mengetahui apa saja potensi risikonya," ujar Samanta.

        Lebih jauh lagi, Samanta memberikan beberapa tips untuk orang tua yang merasa cemas mengenai cara menjaga keamanan anak remajanya di dunia maya. Mengenali platform yang digunakan oleh anak remaja Anda dan cobalah untuk mempelajarinya. Mulailah dari yang paling mendasar, seperti diskusi apa yang terjadi di dalam aplikasi tersebut, fitur atau fungsi yang tersedia, dan yang paling penting, dengan siapa anak remaja Anda berkomunikasi di platform tersebut.

        Memulai obrolan, triknya adalah tidak hanya memoderasi dan membatasi penggunaan aplikasi, tetapi juga untuk menggunakan aplikasi tersebut sebagai cara mempererat hubungan dan menghabiskan waktu bersama.

        Akan lebih bagus lagi jika Anda dan anak bisa mengobrol secara tulus, bukan dibuat-buat tentang fitur yang paling mereka sukai. Dengan begitu, mereka akan mendatangi Anda jika butuh bantuan, dan Anda pun sudah paham dengan teknologi yang mereka gunakan.

        Selanjutnya, penting juga untuk menjaga komunikasi Anda dengan anak agar tetap terbuka, dan bisa membahas tentang pengaturan privasi, waktu yang dihabiskan di internet, dan jenis kegiatan atau tantangan tagar apa yang mereka ikuti. Komunikasi yang lancar dengan anak bisa membuat mereka lebih nyaman bicara dengan Anda tentang masalah mereka, dan tidak mengumbarnya di media sosial atau platform lainnya.

        Kemudian menjelaskan bahwa orang tua mengharapkan anak bertanggung jawab atas tindakan mereka dan meminta mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka. Penting untuk belajar tentang keamanan online bersama dengan anak. Sehingga mereka menyadari risiko apa yang mungkin dihadapi jika tidak menjadi warga digital yang bijak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: