Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Miliarder: Pasar Saham AS Terlalu Tinggi, Berisiko pada Utang!

        Miliarder: Pasar Saham AS Terlalu Tinggi, Berisiko pada Utang! Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasar saham Amerika Serikat (AS) baru-baru ini telah meningkat pesat secara dramatis. Hal itu justri ditakuti oleh miliarder Leon Cooperman. Ia mengklaim nilai pasar terlalu tinggi dan bisa membawa risiko.

        Sementara itu, Amerika Serikat terus mengalami lonjakan kasus virus corona, kebangkrutan dan penutupan toko, angka pengangguran yang meningkat dan sinyal-sinyal lain dari suatu ekonomi yang bermasalah.

        Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi India Melambat, Miliardernya Makin Kaya Raya

        Dilansir dari CNN Business di Jakarta, Selasa (21/7/2020) utang nasional negara yang tumbuh pesat adalah salah kekhawatiran terbesar Cooperman di tengah pandemi virus Corona.

        "Pasar saham AS tidak mengakui risiko yang kita hadapi dari hubungan dengan China yang memburuk, peningkatan luar biasa dalam utang, tentu saja utamanya ialah masalah virus," kata Cooperman.

        Alih-alih mengurangi defisit, Presiden AS Donald Trump malah mengarahkan pemerintah menumpuk lebih banyak utang untuk membayar potongan pajak besar-besaran. Kini AS memasuki krisis di tengah pandemi virus Corona dengan utang yang membengkak.

        "Defisit tumbuh pada tingkat jauh melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi. Berarti lebih banyak pendapatan negara yang harus digunakan untuk membayar utang. Hal itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang," jelas Cooperman.

        "Pada bulan Januari, sebelum virus menyerang, ekonomi berada pada sebuah rekor tinggi. Pengangguran di kalangan minoritas berada pada rekor terendah. Secara keseluruhan, pengangguran berada pada rekor terendah." ujarnya mengenang masa kejayaan AS.

        Cooperman juga mengatakan perang dagang antara AS dan China juga mempengaruhi pasar saham. Dia menjelaskan bahwa enam bulan lalu pasar saham AS terpaku dengan kerja sama AS dan China.

        "Jika ada berita baik di China, pasar akan reli, dan jika ada berita buruk di China, pasar turun. Sekarang, berita tentang China menjadi sangat negatif dan pasar mengabaikannya sama sekali," katanya.

        Ada banyak pembicaraan mengenai pemulihan ekonomi dari krisis virus corona. Ia mengatakan keberhasilan pasar saham saat ini mencerminkan uang gratis yang telah diciptakan oleh Federal Reserve karena berusaha membendung dampak dari krisis coronavirus.

        Namun menurutnya, mengelola semua utang itu akan berarti pertumbuhan ekonomi lebih lambat ke depan.

        Saat ini keberhasilan pasar saham tergantung dari penanganan upaya dampak krisis virus Corona. Selain itu, penanganan tumpukan utang negara juga harus segara diringankan untuk menghindari pertumbuhan ekonomi yang melambat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: