Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ridwan Kamil Kena Jewer Said Didu: Yang Penting Hajar Anies Baswedan

        Ridwan Kamil Kena Jewer Said Didu: Yang Penting Hajar Anies Baswedan Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu tampak memberi sentilan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang dinilai menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

        Ia menilai ada semacam persaingan untuk mendapat kredit poin ketika menyerang kebijakan dan langkah Anies dalam mengatasi Covid-19 di Jakarta. Baca Juga: Telak, Anies Dibuat 'Bonyok' Presiden Jokowi, Orang di Istana Tahu Semua..

        “Saya katakan pour politik. Apa kaitannya Ridwan Kamil dengan larinya modal asing, gak ada kaitannya, yang penting hajar Anies.” Ujarnya dalam kanal YouTubenya MSD, Senin 914/9/2020).

        Lanjutnya, ia mengatakan padahal Presiden Jokowi telah mengistruksikan jajarannya agar mengutamakan kesehatan dibanding Ekonomi. Baca Juga: PSBB Ala Anies Dimulai, Bos-Bos Mal Bilang: Mal Tetap Buka!

        Karena itu, maka tak heran Anies memutuskan untuk PSBB sebagai arahan Jokowi. “Pak Jokowi ‘kan mengatakan bahwa utamakan kesehatan dibanding Ekonomi, Nah Anies menindaklanjuti itu dengan kembali melakukan PSBB total. Nah besoknya harga saham turun, langsung Menko Perekonomian Airlangga menyalahkan statemen Anies.” ujarnya lagi.

        Lanjutnya, terkait anjloknya harga saham, bukan terjadi di Indonesia saja. Tetapi pasar dunia. Sehingga, ia menilai seolah diatur untuk menyerang Anies Baswedan.

        “Jadi sistematis sekali untuk memarahi Anies. Jadi Ridwan kamil itu agak genit juga menanggapi ini. Mungkin dalam rangka persaingan juga.” Sindir Said Didu.

        Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nilai transaksi pasar modal normal maka ada pada kisaran Rp 7 sampai 8 triliun. Tetapi saat ini hanya Rp 4 sampai 5 triliun per hari akibat krisis pandemi.

        Karena itu juga, ia menanyakan data Rp277 triliun yang dikatakan hilang ketika adanya statemen Anies soal PSBB total.

        “Hari itu, hanya setengah hari transaksi, berarti kalau pun keluar maka maksimum Rp 5 trilun. Dari mana 277 trilun? itu alasan pertama.” Jelasnya.

        Dikatakan, untuk menganalisis harga saham, tidak hanya satu variabel. Ia menduga, penyebab utama harga saham anjlok itu bahwa adanya pernyataan akan adanya revisi Undang-Undang Bank Indonesia (BI) dan menyatakan bahwa akan ada dewan moneter. 

        “Itu artinya terjadi otoritarian di bidang moneter. Semua pelaku pasar agak was-was seperti itu, karena bisa saja ekonomi jalan dengan mekanisme pasar tetapi mekanisme kekuasaan. Pelaku pasar sangat takut adanya mekanisme kekuasaan, Ini penyebab ke dua menurut saya.” Ura Said Didu.

        Ke dua, lanjut dia, pasar sudah tahu, bahwa uang tidak ada di Indonesia, pemulihan ekonomi yang dijanjikan itu bersumber dari utang dengan bunga tinggi jadi tidak ada harapan.

        “Jika penyebab saham anjlok karena pernyataan Anies, maka besoknya saham makin anjlok dong, karena Anies tidak merubah pernyataannya. Malah tetap melakukan PSBB. Fakta lain bahwa hari berikutnya saham di pasar-pasar juga telah naik,” tukasnya.

        Sebelumnya, Ridwan Kamil menyarankan supaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhati-hati mengumumkan PSBB Total.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: