Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Indonesia Saja, 9 Negara Ini Diprediksi Resesi Ekonomi pada 2020

        Bukan Indonesia Saja, 9 Negara Ini Diprediksi Resesi Ekonomi pada 2020 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Washington -

        Pandemi virus corona baru (Covid-19) memiliki dampak paling tinggi pada sektor ekonomi dalam lingkup nasional maupun internasional.

        Sejumlah negara bahkan dinyatakan mengalami resesi ekonomi, termasuk Indonesia melalui pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam akun Youtube Kemenkeu RI pada Selasa (22/9/2020).

        Baca Juga: Ini Kata Pakar Soal Covid-19 Dapat Tersebar di Kalangan Anak

        Ia mengatakan bahwa Indonesia dipastikan mengalami resesi pada bulan September 2020. Kabar tersebut kemudian cukup menghebohkan masyarakat kini.

        Sebelumnya, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengidentifikasi bahwa resesi hebat pernah terjadi antara tahun 2008-2010. Saat itu produktivitas global turun secara substansial.

        Selain Indonesia, ternyata adapula negara lain di dunia yang kemungkinan tinggi akan mengalami resesi pada tahun 2020 seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Washington Post berikut ini.

        1. Jerman

        Ekonomi Jerman menyusut 0,1 persen pada kuartal kedua setelah anemia 0,4 persen pertumbuhan pada awal tahun.

        Kondisi yang dapat disebut sebagai resesi yakni mengalami pertumbuhan negatif selama dua kartal berturut-turut, yang hampir dialami oleh Jerman.

        Sehingga memicu kekhawatiran resesi resmi pada akhir tahun 2020.

        Jerman sangat bergantung pada mobil manufaktur dan barang industri lainnya untuk menggerakkan ekonominya.

        2. Britania Raya

        Kisah Inggris tampaknya mirip dengan Jerman sebab pertumbuhan menyusut hingga 0,2 persen di kuartal kedua setelah kinerja 0,5 persen yang lemah di kuartal pertama.

        Di atas kesengsaraan manufaktur, Inggris telah melihat penurunan investasi sebagian besar karena ketidakpastian Brexit.

        Jika Inggris meninggalkan Uni Eropa pada bulan Oktober 2020 tanpa kesepakatan, maka Brexit yang dikenal pula memiliki pendirian keras tersebut diperkirakan akan memasuki resesi.

        3. Italia

        Perekonomian terbesar ketiga zona euro telah berjuang selama bertahun-tahun dan memasuki resesi tahun lalu. Namun pada 2019 lalu, kondisinya belum jauh lebih baik.

        Pertumbuhan Italia di kuartal kedua hanya mencapai 0,2 persen sehingga timbul kekhawatiran yang akan berubah menjadi negatif jika negara tersebut tetap menjual beberapa barang ke Jerman yang mengalami kondisi jauh lebih buruk.

        Berdasarkan laporan, Italia juga berjuang dari krisis politik yang terus berlanjut yang mempersulit bantuan ekonomi tambahan dari pemerintah.

        Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menghadapi mosi tidak percaya di Senat negaranya pada akhir bulan ini. Bahkan beberapa pihak menyebut bahwa ia mungkin harus mengundurkan diri.

        Utang Italia adalah salah satu yang tertinggi di dunia sehingga kemungkinan mengalami resesi menjadi semakin besar.

        4. Meksiko

        Ekonomi Meksiko berkontraksi 0,2 persen pada awal tahun dan nyaris lolos dari resesi resmi pada kuartal kedua dengan hanya tumbuh 0,1 persen.

        Meksiko mengalami pula penurunan dalam investasi bisnis dan mosi tidak percaya.

        5. Brazil

        Tanda-tanda resesi di Brazil muncul saat adanya penyusutan 0,2 persen pada kuartal pertama.

        Juga, diperkirakan akan menunjukan pertumbuhan negatif pada kuartal kedua akhir Agustus 2020 lalu.

        Brazil telah berjuang untuk menjual barang ke luar negeri dan juga melihat permintaan pasar yang 'lesu' di dalam negeri.

        Beberapa pihak sempat mengira bahwa Brazil akan diuntungkan karena Tiongkok berusaha membeli kedelai dan produk lain di tempat lain selain Amerika Serikat (AS).

        Sebagai salah satu upaya, Presiden Jair Bolsonaro memberikan pembayaran tunai kepada para pekerja untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di negaranya.

        6. Argentina

        Berbeda dengan negara lainnya, Argentina telah mengalami resesi dan juga diprediksi akan semakin buruk.

        Pasar saham Argentina pun sempat menurun hingga 50 persen. Kondisi tersebut termasuk kehancuran terbesar kedua yang dialami oleh negara manapun sejak 1950 silam.

        Negara itu mengalami inflasi yang cepat saat harga melonjak dan Presiden Mauricio Macri dikalahkan dalam pemilihan utama.

        7. Singapura

        Singapura melaporkan bahwa ekonominya berkontraksi 3,3 persen pada kuartal kedua, pembalikan tajam dari pertumbuhan lebih dari 3 persen pada kuartal pertama.

        Singapura menyalahkan perang perdagangan AS-Tiongkok atas masalahnya sebab ekonomi negara tersebut sangat bergantung pada ekspor.

        Cukup banyak ekonom mengamati Singapura dan Korea Selatan sebagai indikator kuat untuk masa depan ekonomi global karena negara-negara ini berdagang dengan banyak negara lain, terutama Tiongkok dan Amerika Serikat.

        8. Korea Selatan

        Perekonomian Korea Selatan menyusut 0,4 persen pada kuartal pertama tetapi naik 1,1 persen pada kuartal kedua. Namun para ahli menyebut bahwa kondisi tersebut tidak akan bertahan lama.

        Jepang dan Korea Selatan berada di tengah perang dagang mereka sendiri yang diperkirakan akan menyeret pertumbuhan dan mempersulit Korea Selatan untuk menjual elektronik dan mobil ke luar negeri.

        9. Rusia

        Sebuah lembaga ekonomi Rusia memperingatkan bahwa negara tersebut bisa berada dalam resesi pada akhir tahun setelah tumbuh moderat 0,7 persen pada paruh pertama tahun 2019.

        Diketahui, Rusia telah berjuang sejak 2014 karena harga minyak anjlok dan negara-negara lain menjatuhkan sanksi karena tindakan militer terhadap Ukraina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: