Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diakuisisi Pertamina, TPPI Langsung Tancap Gas Garap Proyek Rp2,7 Triliun

        Diakuisisi Pertamina, TPPI Langsung Tancap Gas Garap Proyek Rp2,7 Triliun Kredit Foto: Pertamina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Komisaris TPPI, Ardhy N Mokobombang menyampaikan, setelah diakusisi PT Pertamina (Persero) pada akhir 2019, PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) langsung tancap gas mengembangkan proyek Revamping Platforming dan Aromatik senilai US$180 juta atau sekitar Rp2,7 triliun (kurs Rp14.888 per dolar AS).

        "Proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Platforming Unit dari 50.000 barel per hari menjadi 55.000 barel per hari dan kapasitas produksi Paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun," ujar Ardhy dalam keterangan tertulis, Kamis (24/9/2020).

        Presiden Direktur TPPI Yulian Dekri, melaporkan bahwa pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) yang sedang dikerjakan oleh UOP telah dimulai pada 27 Maret 2020 dan akan selesai pada akhir September 2020.

        Baca Juga: Ahok Bongkar Borok Pertamina, Dahlan Iskan Angkat Topi: Tapi Gak Sopan

        Baca Juga: Penyebab Harga BBM Tak Turun Terbongkar, PKS Desak BPK dan KPK Kuliti Pertamina

        Selain itu, pembangunan lima tangki saat ini sedang dalam tahap pembangunan yang diperkirakan secara keseluruhan tangki-tangki tersebut akan selesai pada pertengahan Desember 2021.

        Yulian menambahkan, pekerjaan revamping ini akan dilaksanakan pada awal 2022 bersamaan dengan pelaksanaan Turn Around sehingga pada kuartal I-2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi secara penuh.

        "Terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor Paraxylene, TPPI sudah mulai mengoperasikan unit produksi Paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode yang menghasilkan produk petrokimia dan produk BBM, dan akan ditingkatkan secara bertahap," kata Yulian.

        Direktur Pemasaran TPPI Darius Darwis menambahkan, kebutuhan domestik Paraxylene saat ini sebesar 1 juta ton per tahun, sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI adalah hanya Kilang RU IV Pertamina yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 200.000 ton per tahun. Dengan demikian, selama TPPI tidak berproduksi, terdapat impor Paraxylene sekitar 800.000 ton per tahun.

        Untuk mengurangi impor Paraxylene pada 2021, TPPI merencanakan akan memproduksi Paraxylene sebesar 280 ribu ton per tahun sehingga total produksi Paraxylene dalam negeri menjadi 500 ribu ton per tahun.

        "Hal ini dapat mengurangi impor sejumlah 50 persen dari kebutuhan dalam negeri dan menurunkan current account deficit sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo saat mengadakan kunjungan ke TPPI tahun lalu," ujar Darius.

        Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut baik dan mendukung TPPI melaksanakan proyek Revamping ini, mengingat produk-produk petrokimia khususnya produk aromatik ini dibutuhkan di dalam negeri dan diimpor oleh berbagai perusahaan di Indonesia.

        "Dengan memenuhi kebutuhan impor Paraxylene tersebut, peran TPPI dalam mengurangi impor dan current deficit account Indonesia menjadi sangat signifikan, dan ini sangat baik untuk membangkitkan perekonomian Indonesia," ucap Agus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: