Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Startup eFishery: Bantu Tingkatkan Bisnis Budidaya Ikan di 5 Negara Asia Tenggara

        Kisah Startup eFishery: Bantu Tingkatkan Bisnis Budidaya Ikan di 5 Negara Asia Tenggara Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tahu startup eFishery? Ternyata, perusahaan rintisan itu berdiri berkat pengalaman CEO-nya belajar membudidaya ikan lele saat masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung.

        Melansir laman KrAsia, Jumat (16/10/2020), CEO dan salah satu pendiri eFishery, Gibran Huzaifah mengatakan, pemberian pakan secara manual membuat banyak pakan terbuang percuma. Apalagi, pemberian pakan ikan memakan sekitar 70%-90% dari total biaya budidaya ikan.

        "Dari situ, saya mendapat ide membangun sistem smart feeding bernama eFisheryFeeder," ujar Gibran.

        Baca Juga: Kisah Startup Esport: Induk Usaha EVOS Disuntik Modal Rp177 Miliar, Mau Buat Apa?

        Baca Juga: Tegas, Negara Ini Tolak Arahan Amerika untuk Blokir Huawei

        Feeder memungkinkan peternak menyediakan makanan dari jarak jauh, memanfaatkan kotak pengontrol yang terhubung dengan ponsel pintar dan Wi-Fi. Peternak bisa mengatur jadwal memberi makan; mesin juga punya sensor yang bisa mengidentifikasi nafsu makan ikan sehingga proses pemberian pakan bisa berhenti saat ikan sudah kenyang.

        Dengan alat itu, para pembudidaya ikan mengaku, pakan ikan keluar dalam jumlah dan waktu yang tepat. "Pemberian pakan yang lebih optimal itu juga membantu mempercepat kematangan ikan, sehingga pembudidaya bisa panen lebih cepat, dari rata-rata enam bulan hingga empat bulan. Hal itu mengarah pada membaiknya produktivitas dan meningkatnya pendapatan tahunan," kata Gibran.

        Tak hanya itu, feeder juga mencatat berbagai jenis data, seperti jumlah pakan peternak gunakan, merek pakan favorit, hingga peringatan mengenai pengisian ulang pakan di dalamnya.

        Selain feederstartup yang berdiri pada 2013 itu juga membangun marketplace bernama eFisheryFeed; menghubungkan pembudidaya dan produsen. "Dengan begitu, pembudidaya bisa membeli pakan dalam jumlah yang lebih banyak dengan harga lebih murah, juga memungkinkan mereka berpartisipasi dalam pengaturan pembelian kelompok dengan petani lain," begitu bunyi laporan itu.

        Nah, hal itu mengarah pada pengembangan layanan finansial di eFishery, yakni eFisheryFund. Layanan itu memungkinkan pembudidaya mencicil pembelian pakan.

        Gibran berujar, "karena kami mengumpulkan data dari feeder, kami bisa melakukan penilaian kredit untuk usaha pembudidaya, menganalisis kinerja mereka, dan mencari tahu petani mana yang andal. Kami menetapkan batas kredit berdasarkan informasi itu."

        Menurutnya, eFisheryFund telah menyetujui kredit hampir Rp50 miliar sejak layanan itu mengudara pada Januri 2020. Sementara itu, batas kreditnya mencapai Rp85 juta per petani.

        "Namun, kami tidak memberikan pinjaman tunai guna memastikan petani menggunakan kredit hanya untuk mendanai bisnisnya," tambah Gibran.

        Terakhir, eFishery juga punya platform B2B bernama eFisheryFresh; memungkinkan peternak menjual ikan langsung ke restoran, hotel, dan bisnis kuliner lainnya.

        Perusahaan juga memiliki 5 eFisheryPoints, toko bagi petani untuk membeli produk eFishery, menjual ikan, dan mengikuti pelatihan. Pada akhir tahun ini, eFishery menargetkan akan meningkatkan jumlah eFisheryPoints menjadi 100.

        Tak cuma itu, ke depannya, eFishery juga menargetkan memperluas skala layanan, khususnya pakan dan pendanaan. Sebab, saat ini baru 7% peternak yang menggunakan layanan pendanaannya.

        Sejauh ini, eFishery telah bekerja sama dengan ribuan peternak ikan dan udang air tawar di 24 provinsi seluruh Indonesia. Perusahaan juga telah menguji coba layanan di Vietnam, Thailand, Bangladesh, dan India.

        Dari segi pendanaan, startup itu telah menghimpun 5,2 juta dolar AS (sekitar Rp76,8 miliar) dari berbagai investor besar, menurut data Crunchbase. Pendanaan terbarunya terjadi pada Agustus, dengan Northstar Group dan Go-Ventures sebagai pemimpinnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: