Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Defisit APBN Tembus Rp682,1 T, Sri Mulyani: Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain

        Defisit APBN Tembus Rp682,1 T, Sri Mulyani: Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi -

        Sampai akhir September 2020, defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp682,1 triliun. Defisit ini terjadi karena realisasi belanja negara yang lebih tinggi dibanding pendapatan negara.

        Kendati begitu, ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara lain. Demikian dilaporkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Dari Pajak Netflix Cs, Sri Mulyani Kantongi Nyaris Rp1 Triliun!

        Tercatat, hingga 31 September 2020, APBN sudah defisit sebesar Rp682,1 triliun atau 4,16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

        "Pendapatan negara hingga akhir September, tercatat mencapai Rp1.159 triliun. Angka tersebut turun 13,7 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1.342,25 triliun," kata Sri Mulyani.

        Menurut dia, penurunan pendapatan negara paling besar disebabkan oleh bisnis dan pembayaran pajak yang mengalami tekanan sepanjang pandemi Corona. Dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020, pemerintah merancang pendapatan negara akan mencapai Rp1.699,9 triliun di akhir tahun.

        Sehingga, realisasi pendapatan hingga akhir September 2020 setara 68,2 persen dari yang direncanakan pemerintah. Sementara untuk belanja negara, secara keseluruhan sudah terealisasi Rp1.841,1 triliun atau 67,2 persen dari alokasi dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020.

        Serapan ini juga meningkat 15,5 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp1.594,66 triliun.

        "Kita mengakselerasi belanja secara luar biasa di kuartal III dan diharapkan menjadi pendorong atau menciptakan siklus yang positif atau mendekati positif pada kuartal III dan IV," ujar Sri.

        Dia mengatakan, meski defisit anggaran Indonesia membengkak akibat penanganan dampak Virus Corona, kondisinya masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain.

        Defisit di berbagai negara lain mencapai di atas belasan atau 20-an persen. Kalau Indonesia 4,16 persen, dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran minus 2 persen hingga minus 0,16 persen.

        Baca Juga: Milenial Bikin Sri Mulyani Semringah, Gembiranya Gak Ketulungan

        Amerika Serikat, misalnya. Pada tahun ini defisitnya diproyeksi mencapai -18,7 persen, Kanada mencapai -19,9 persen, dan China diperkirakan -11,9 persen. Selain itu, sejumlah negara di kawasan Eropa mengalami defisit yang cukup dalam, seperti Jerman yang diproyeksi mencapai -8,2 persen, Italia -13 persen, dan Inggris -16,5 persen. 

        "Dibandingkan negara tetangga, defisit APBN kita tidak sedalam Malaysia yang pada akhir 2020 diperkirakan -6,5 persen dan Filipina -8,1 persen. Defisit APBN kita diperkirakan mencapai -6,3 persen," papar Sri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: