Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Putri Mahkota PDIP, Puan Maharani Menuju Pilpres 2024: Mohon Maaf, Sangat Gak Cocok

        Putri Mahkota PDIP, Puan Maharani Menuju Pilpres 2024: Mohon Maaf, Sangat Gak Cocok Kredit Foto: Antara/Feny Selly
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jalan Puan Maharani menuju Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang diprediksi tidak mulus alias terjal.

        Putri Megawati Soekarnoputri ini memiliki sejumlah kendala. Salah satunya elektabilitas yang masih rendah di berbagai survei belakangan ini.

        "Yang menyulitkan Puan selain tingkat elektabilitas masih rendah, performanya sebagai pejabat publik juga belum terlihat ada yang menonjol dari sisi kebijakan yang inovatif dan terobosan kebijakan," ujar Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, Rabu (28/10/2020).

        Baca Juga: Anak Emas Megawati, Puan Maharani Berpeluang Besar di Pilpres 2024

        Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. Ujang menilai Puan Maharani sangat tidak cocok menjadi calon presiden (capres).

        Ketimbang capres, Puan Maharani dinilai lebih cocok menjadi calon wakil presiden (Cawapres).

        "Seandainya pun Puan diusung menjadi Cawapres di 2024, dia akan tetap akan melalui jalan terjal. Karena kita tahu dalam survei, nama Puan kalah oleh Ganjar Pranowo," ujar Ujang.

        Sementara itu, pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam membeberkan tantangan Puan datang dari dua sisi.

        "Pertama dari, sisi internal, selain nama Puan ada kader PDIP juga memiliki elektabilitas yang tinggi bahkan tertinggi yakni Ganjar Pranowo," ujarnya.

        Di sisi eksternal, kata Arif, Puan harus membuktikan diri terkait kinerjanya sebagai Ketua DPR sehingga publik percaya dan berbuah naiknya elektabilitas.

        "Kalau soal cocok Capres atau Cawapres, amat bergantung elektabilitas, kalau misalnya stagnan realistisnya Cawapres, namun jika elektabilitasnya nanti jelang Pilpres meroket tentu sangat memungkinkan sebagai Capres," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: