Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bea Cukai Lepas Ekspor Sarang Burung Walet dan Olahan Singkong Senilai Puluhan Miliar

        Bea Cukai Lepas Ekspor Sarang Burung Walet dan Olahan Singkong Senilai Puluhan Miliar Kredit Foto: Bea Cukai
        Warta Ekonomi, Medan -

        Kepala Kanwil Bea Cukai Sumatera Utara, Oza Olavia ikut melepas ekspor komoditas sarang burung walet senilai Rp24,29 miliar dan produk olahan singkong senilai Rp1 miliar. Ekspor tersebut dilepas oleh Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga bersama Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi pada Sabtu (7/11/2020).

        Oza menyampaikan, total barang yang diekspor sebesar 21 ton terdiri dari satu ton sarang burung walet milik PT Ori Ginalnest Indonesia dan 20 ton produk olahan singkong milik PT Alpha Gemilang Sejahtera (AGS).

        "Bea Cukai siap memberikan asistensi dalam hal fasilitasi perdagangan agar dapat menstimulasi pertumbuhan ekspor yang akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia," ujar Oza.

        Baca Juga: Dukung UMKM, Bea Cukai Soekarno Hatta Tilik Pesona Batik Banten

        Jerry Sambuaga mengungkapkan, PT Ori Ginalnest Indonesia mengirim sarang burung walet tersebut ke China, Eropa, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, dan Singapura.

        Menurut Jerry, produk sarang burung walet akan lebih baik apabila siap saji sehingga bisa cepat dikonsumsi.

        "Ke depannya harus direncanakan bagaimana ini bisa menjadi produk yang siap konsumsi, akan menambah nilai tambah yang luar biasa," ujar Jerry.

        Data Kementerian Pedagangan Januari-Oktober 2020 mencatat, nilai ekspor sarang burung walet PT Ori Ginalnest Indonesia naik 10 persen menjadi 39,5 juta dolar AS dari periode yang sama pada tahun 2019 sebesar 35,4 juta dolar AS.

        Pemilik PT Ori Ginalnest Indonesia, Rusiana mengungkapkan total ekspor sarang burung waletnya naik 15 sampai 20 persen.

        Sementara itu nilai ekspor produk olahan singkong atau ubi yang diekspor oleh PT AGS tercatat naik 21 persen pada periode Januari-Oktober 2020 atau sebesar 235.000 dolar AS, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 186.000 dolar AS.

        Karena itu, Edy Rahmayadi mengapresiasi pelaku usaha yang masih produktif dan tetap melakukan ekspor meski di masa pandemi. "Saya apresiasi ini, pelaku usaha bisa meningkatkan ekspornya walaupun di dalam kondisi pandemi ini," kata Edy.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: