Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dinar Standard: Indonesia Negara Paling Menarik bagi Investor Halal Global

        Dinar Standard: Indonesia Negara Paling Menarik bagi Investor Halal Global Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 telah berimbas ke sejumlah industri di seluruh negara di dunia. Termasuk industri halal, teah menyebabkan penurunan pengeluaran atau belanja masyarakat muslim global sekitar 8%. Meski begitu, Indonesia dinilai memiliki potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan dengan ekosistem yang kuat, akan memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi islami dunia. Baca Juga: Kembangkan Pembiayaan Syariah, UUS Bank Sinarmas Gandeng Jamsyar dan Takaful

        Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin menyatakan Indonesia akan menjadi produsen halal terbesar di dunia pada tahun 2024. Sebab dalam perkembangan industri halal, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya. Bahkan masa pandemi covid-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal.

        Sementara itu, berdasarkan laporan The State of The Global Islamic Economy Report 2020/2021, yang dikeluarkan oleh Dinar Standard mengungkapkan, penurunan belanja warga muslim terjadi di semua sektor industri halal akibat dampak pandemi covid-19. Namun, seluruh sektor industri tersebut akan kembali bangkit ke tingkat pengeluaran pra-prandemi, di akhir 2021. Pengeluaran warga muslim diperkirakan akan mencapai 2,3 triliun dolar AS pada tahun 2024 pada Tingkat Pertumbuhan Kumulatif tahunan (CAGR) 3,1 persen.

        “Laporan saya menyajikan kebangkitan Indonesia yang terus berlanjut memiliki ekosistem yang kuat untuk memungkinkan partisipasi besar dalam peluang pasar global multi-triliun ini. Ini juga salah satu yang paling menarik pasar untuk investor internasional saat ini,” ungkap CEO Dinard Standard, Rafi-Uddin Shikoh, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/11/2020).

        Setiap tahun Dinar Standrard mengeluarkan The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global. Peluncuran SGIER tahun ini dilaksanakan di beberapa kota di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta secara hibrid, online dan pertemuan terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan covid-19, Selasa, 17 November 2020. IHLC menjadi partner untuk peluncuran dan menerjemahkan ringkasan eksekutif (executive summary) ke dalam bahasa Indonesia.

        Ketua IHLC, Dr. Sapta Nirwandar menambahkan, selain Indonesia, SGIER diluncurkan di kota pusatnya Dinar Standard, Dubai (16 November 2020), Kuala Lumpur (18 November 2020), Marocco (19 November 2020), London (20 November 2020), dan Madrid (23 November 2020). Dalam perkembangan industri halal, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya. Bahkan masa pandemi covid-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal. 

        Sapta Nirwandar menjelaskan, di tengah pandemi tentu ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata. Tapi ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, yang bahkan cenderung stabil. Sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.

        “Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go-ekspor,” kata Sapta Niwarndar, yang juga mantan Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia ini. 

        SGIER 2020/2021 juga mengungkapkan, pada 2019 tingkat pertumbuhan belanja muslim mencapai 3,2 persen (year on year) dengan nilai sekitar 2,02 miliar dolar AS. Sementara aset keuangan syariah dunia juga mengalami pertumbuhan tinggi, asetnya kini mencapai 2,88 triliun dolar AS. Di tengah pandemi covid-19 akan mengalami penurunan belanja muslim global sebesar 8 persen. Namun, pengeluaran ekonomi halal akan kembali tumbuh di akhir 2021, kecuali sektor pariwisata.

        Pandemi Covid-19 telah mencatat banyak perkembangan penting dalam ekonomi Islami, yang antara lain terjadinya percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasok global, dan naiknya fokus pemerintah pada investasi yang berkaitan dengan keamanan pangan. Ekonomi islami global terus bertumpu pada delapan pendorong kunci, termasuk jumlah penduduk muslim yang besar dan bertumbuh, naiknya ketaatan pada nilai-nilai etis islami yang mempengaruhi konsumsi, dan sejumlah strategi nasional yang ditujukan pada pengembangan produk dan layanan jasa halal.

        Beberapa strategi ekonomi islami nasional Indonesia yang paling menonjol adalah Undang Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Disamping itu, industri halal terus mengembangkan dirinya melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif menuju Indonesia menjadi produsen produk halal dunia. 

        “Ini sejalan dengan tekad dan kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan pada tahun 2024 akan menjadi pusat produsen produk halal dunia,” kata Sapta Nirwandar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: