Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan pemerintah tidak akan mengambil keuntungan terkait harga vaksin mandiri. Harga vaksin Covid-19 berbayar itu saat ini masih dibahas pemerintah.
Erick mengatakan pihaknya akan berusaha menetapkan harga vaksin sesuai dengan mereknya. Sama halnya dengan harga masker, di mana sejak awal pandemi Covid-19, pihaknya sudah menetapkan harga sesuai dengan kemampuan masyarakat.
"Alhamdulillah sejak awal pandemi, kami di BUMN sesuai dengan garis bawahnya kalau BUMN untuk negeri, harga masker pun dari awal Rp2.500, jadi kita enggak mark up-mark up kok," ujar Erick, Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga: Wanti-Wanti Vaksin Covid-19 Dijual di BM, Erick Thohir Siapkan Jurus
Ihwal harga vaksin, mantan bos Inter Milan itu mengatakan, dari hasil rapat antara Kementerian Kesehatan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kejaksaan Tinggi Negeri, dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) dan lembaga berwenang menetapkan bahwa harga vaksin mandiri akan disesuaikan dengan merk vaksin. Di mana akan ada dua merek vaksin yang ditetapkan pemerintah.
Harga vaksin mandiri pun akan disesuaikan dengan ongkos bahan baku hingga proses distribusinya ke Indonesia. Misalnya, berapa ongkos beli bahan baku atau vaksin, ongkos distribusi, dan ongkos suntikan.
"Jadi kemarin ada rapat dengan BPKP, Kejaksaan, LKPP, disarankan nanti ada dua merk, harganya sesuai dengan merk, kalau nanti dalam pemeriksaan berikutnya harus jelas, berapa ongkos beli, berapa ongkos suntik, berapa ongkos distribusi," katanya.
Karena itu, masyarakat tidak memandang negatif harga vaksin mandiri yang nantinya ditetapkan pemerintah. "Dan ini saya ingatkan juga masyarakat jangan cepat cepat melihat negatif, karena kenapa, harga harga itu kan belum termasuk ongkos-ongkos tadi gitu," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: