Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Belajarlah dari Suhendro, Importir dengan Nilai Rp100 M per Tahun

        Belajarlah dari Suhendro, Importir dengan Nilai Rp100 M per Tahun Kredit Foto: Dok. Pribadi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perdagangan antar negara tidak dapat dihindari di jaman globalisasi ini. Begitu terbuka dan banyaknya informasi di internet saat ini, membuat kegiatan importir semakin mudah dilakukan oleh siapa saja. Kegiatan ini pun menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. 

        Suhendro, telah menjadi importir sejak 2008, mengungkapkan, importir menjadi peran sangat penting dalam siklus ekonomi, importir harus banyak orangnya, tidak boleh segelintir orang saja, supaya harga barang impor dapat semakin bersaing dan fair di market. Jika hanya segelintir importir, maka harga barang pun menjadi super mahal.  Baca Juga: Impor Turun, Neraca Dagang RI Surplus US$3,61 Miliar

        Diakui Suhendro, pada awalnya ia memulai impor barang hanya dari negara China. Namun setelah itu, makin merambah ke negara Singapore, India, Korea Selatan, Turki, Eropa, Amerika, dan masih banyak negara lainnya.

        Saat ini pemilik akun instagram @suhendrowang mempunyai rencana untuk memperluas gudang yang berada di kota Jakarta menjadi 3.000 m2, dikarenakan gudang saat ini sudah tidak mencukupi untuk stock barang impor tersebut.

        Melalui beberapa bendera perusahaan saat ini nilai impor yang dilakukannya mencapai Rp100 miliar per tahun. Tentu semua bermula dari 12 tahun silam, dari mencoba impor hanya kurang dari 5 kubik per bulan, perlahan kuantitas bertambah sampai seperti saat ini.

        "Saya melakukan distribusi barang impor hampir ke seluruh ibu kota provinsi. Total saat ini ada sekitar 26 ibu kota provinsi dari kota Medan sampai ke Bali," ungkapnya, di Jakarta, Jumat (27/11/2020).

        Saat ini Suhendro juga mendidik dan mengajar importir pemula supaya menjadi importir yang baik. "Jangan pernah mengimpor barang yang tidak layak untuk dikonsumsi atau dipakai untuk masyarakat. Seorang importir juga harus melengkapi beberapa izin dan sertifikat yang diperlukan seperti SNI, BPOM, Ijin Edar, dan lainnya," ucapnya.

        Dia menjelaskan, dalam bisnis memang kejam, tetapi kita jangan pernah lupa untuk mendengar suara hati nurani. Meski kecil suaranya, tetapi jika kita dapat mendengarkannya, maka akan menjadi baik adanya di kemudian hari untuk kesuksesan kita mendatang. 

        Banyak yang berkata, jangan impor melulu karena akan menimbulkan kerugian bagi negara. Namun secara tegas ia mengatakan, justru kita patut bersyukur karena pusat pabrik dunia terletak di  China. katanya, bisa kita bayangkan, jika terletak di Indonesia, maka nasib kita akan seperti negara China, begitu banyak kota besar dengan tingkat polusi yang sangat tinggi dan mengerikan, berapa banyak kerugian negara akibat polusi tersebut? 

        “Kesehatan rakyat yang juga harus ditanggung dan dibayar negara. Saya rasa itu tidak sepadan dengan keuntungan pabrik yang didapatkan," ujarnya.

        Dengan pengalamannya sebagai importir, Suhendro pun memberikan tips bagi pemula yang ingin belajar impor. Pertama, mulai impor barang yang sudah diperdagangkan. Jangan impor barang di luar bidang yang dikuasai, sebab akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk mendistribusikan barang impor. 

        “Ingat, jika Anda ingin impor, jangan pernah jual eceran, harus distribusi, itu sudah keharusan,” ujar Suhendro. 

        Selain itu, dia menyarankan dalam melakukan aktivitas impor, harus diiringi rasa sabar dan tidak boleh serakah. Itu kuncinya, jika tidak, kita akan gagal dan banyak stock mati yang justru akan menimbulkan kerugian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: