Kementerian Perdagangan melaporkan bahwa nilai impor Indonesia pada November 2024 mencapai USD19,59 miliar, mengalami penurunan sebesar 10,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). Meski demikian, jika dibandingkan dengan November tahun sebelumnya (YoY), nilainya mencatat kenaikan tipis 0,01 persen.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut bahwa anjloknya impor bulan November 2024 disebabkan penurunan impor nonmigas sebesar 6,87 persen dan sektor migas sebesar 29,89 persen (MoM).
Ia memaparkan, penurunan impor terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang pada November 2024. Penurunan impor terdalam dialami bahan baku/penolong yang turun sebesar 11,97 persen, diikuti barang modal 10,77 persen dan barang konsumsi 0,84 persen (MoM).
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Meningkat pada November 2024, Ini Sumbernya
“Pelemahan impor bahan baku/penolong dan barang modal seiring dengan terkontraksinya industri manufaktur Indonesia yang diindikasikan oleh skor PMI November 2024 sebesar 49,6,” ungkap Mendag Budi Santoso.
Bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan, antara lain, gandum, pupuk, kondensat, bijih nikel dan konsentratnya, dan ban kendaraan berat. Sementara itu, impor barang modal yang turun paling dalam adalah generator sinyal, portal atau pedestal jib crane, modul kompresi gas untuk pengeboran minyak, apparatus radio kendali jarak jauh, dan reservoir atau tangki dilapisi atau diisolasi panas.
Lebih lanjut, impor barang konsumsi yang juga menurun adalah mobil van, mobil sedan listrik, obat analgesik dan antipiretik untuk batuk dan pilek, mobil hibrida, dan mobil station wagon listrik.
Adapun beberapa produk impor nonmigas dengan kontraksi terdalam secara bulanan pada November 2024, antara lain, ampas dan sisa industri makanan (HS 23) yang turun 38,71 persen; bijih logam, terak, dan abu (HS 26) 24,77 persen; berbagai produk kimia (HS 38) 24,20 persen; karet dan barang dari karet (HS 40) 21,11 persen; serta kakao dan olahannya (HS 18) 17,37 persen (MoM).
Baca Juga: LCPKS Dinilai Bisa Tekan Impor Pupuk hingga Hemat Devisa
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia masih didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan AS dengan nilai sebesar USD 8,78 miliar dan pangsa sebesar 51,58 persen dari nilai impor nonmigas Indonesia pada November 2024.
Beberapa negara asal impor nonmigas dengan kontraksi impor pada November 2024 terutama berasal dari Selandia Baru yang turun 65,92 persen, diikuti Rusia 54,07 persen, Hongkong 43,27 persen, Inggris 38,82 persen, dan Afrika Selatan 32,85 persen (MoM).
Terlepas dari itu, jika dihitung secara kumulatif selama periode Januari–November 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD212,39 miliar atau naik 4,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (CtC) sebesar USD 202,78 miliar. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya impor nonmigas sebesar 5,34 persen dan migas 1,60 persen (CtC).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement