Saham Tesla Dinilai Dramatis, Kekayaan Elon Musk Langsung Ciut Rp215 Triliun
CEO Tesla Elon Musk melihat kekayaannya jatuh USD8,9 miliar (Rp125 triliun) usai analis JPMorgan memperingatkan agar tidak menambah saham ke Tesla sebelum perusahaan tersebut masuk keĀ Indeks S&P 500 pada 21 Desember.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Kamis (10/12/2020) saham Tesla tidak hanya dinilai terlalu tinggi, tetapi juga 'dramatis'. Analis JPMorgan Ryan Brinkman memperingatkan di laporannya untuk mempertahankan sikap bearish pada pembuat kendaraan listrik tersebut.
Pada penutupan pasar, saham Tesla turun hampir 7%, menurunkan kekayaan bersih Musk menjadi USD135,8 miliar (Rp1.920 triliun). Nominal ini cukup mendorongnya kembali ke posisi ketiga pada peringkat Forbes sebagai orang terkaya dunia. (kurs Rp14.141/dolar)
Baca Juga: Elon Musk Gak Bisa Diremehin! Kekayaannya Kini Tembus Rp2.100 Triliun!
Sebelumnya, ketika saham Tesla naik menyusul berita peningkatan modal USD5 miliar, Musk sempat mengambil alih posisi Bernard Arnault, bos LVMH sebagai orang terkaya kedua di dunia. Arnault sekarang telah mendapatkan kembali gelar itu berkat menambahkan USD1 miliar ke kekayaannya yang sekarang mencapai USD145,6 miliar (Rp2.058 triliun).
Dalam laporannya, Brinkman mencatat bahwa dalam dua tahun sejak Desember 2018, meskipun saham Tesla telah meningkat lebih dari 800%, ekspektasi konsensus untuk pendapatan Tesla hingga 2024 telah turun.
"Kelipatan pendapatan Tesla sangat tinggi secara nominal untuk perusahaan mana pun di industri apa pun, kapan pun dalam sejarah," analis JPMorgan menyimpulkan.
Tesla tetap menjadi salah satu saham paling kontroversial di Wall Street, dengan para analis membagi rata: 36% merekomendasikannya sebagai "beli", 31% memberikannya peringkat "tahan" dan 33% sebagai peringkat "jual", menurut data Bloomberg.
Meski saham Tesla jatuh pada hari Rabu dan mundur dari rekor tertinggi, saham tersebut masih naik lebih dari 600% sejauh ini pada tahun 2020. Saham pembuat mobil listrik ini pun telah melonjak tajam sejak tersiar kabar bahwa perusahaan tersebut akan ditambahkan ke S&P 500 Indeks pada 21 Desember.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: