Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        6 Fakta Kehadiran Vaksin Sinovac di Indonesia, Jokowi Siap Divaksin Duluan

        6 Fakta Kehadiran Vaksin Sinovac di Indonesia, Jokowi Siap Divaksin Duluan Kredit Foto: Antara/Biro Pers/Kris
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Vaksin Covid-19 Sinovac asal China telah sampai di Indonesia. Vaksin tersebut tiba pada 6 Desember 2020 setelah menempuh rute penerbangan Beijing-Jakarta.

        Terdapat sekitar 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi nasional. Tersedianya vaksin tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya, siapakah yang akan disuntik terlebih dahulu.

        Baca Juga: Erick Thohir: Vaksinasi Mandiri Ditargetkan Capai 75 Juta Orang

        Ada sejumlah fakta menarik tentang tibanya 1,2 juta dosis vaksin ke Tanah Air dan siapakah yang akan disuntik terlebih dahulu. Berikut Okezone telah merangkumnya pada Sabtu (12/12/2020).

        1. Pemerintah Diminta Memperbanyak Vaksin Gratis

        Anggota Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini meminta pemerintah mengubah skema pemberian vaksin Covid-19 untuk masyarakat. Ia meminta agar jumlah penerima vaksin program yang dibiayai pemerintah diperbanyak lagi.

        Rencananya jumlah penerima vaksin program yang dibiayai pemerintah sebesar 30% dan 70% bersifat mandiri.

        “Pemerintah seharusnya justru mengutamakan kepentingan rakyat dengan memperbanyak vaksin gratis untuk rakyat terutama bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Pemerintah tidak boleh berbisnis dengan rakyat dengan memperbesar jumlah vaksin mandiri,” ujar Yahya melalui keterangan tertulisnya kepada MNC Media.

        2. Vaksin akan Disediakan Jika Lolos Uji Klinis

        Program pengadaan vaksin dilakukan pemerintah sebagai wujud penanggulangan pandemi Covid-19. Vaksin SInovac akan melalui uji klinis terlebih dahulu supaya aman ketika diberikan kepada masyarakat.

        “Pemerintah Indonesia menjadikan vaksinasi sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi Covid-19. Pemerintah hanya akan menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinis sesuai rekomendasi,” ungkap Menkes Terawan.

        Baca Juga: Pro-Kontra Vaksin Covid-19, MUI: Halal dan Haram Separuh Keyakinan

        3. Presiden Jokowi Siap Disuntik Duluan

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa dirinya siap disuntik terlebih dahulu jika diminta oleh tim penanganan Covid-19.

        "Kalau ada yang bertanya Presiden nanti di depan atau dibelakang? Kalau oleh tim diminta saya yang paling depan ya saya siap," kata Jokowi saat meninjau simulasi vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).

        4. Tenaga Kesehatan Diprioritaskan

        Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, sesuai rekomendasi ITAGI dan SAGE apabila ketersediaan vaksin terbatas di tahap awal maka target sasaran adalah kelompok berisiko. Dalam hal ini tenaga kesehatan beserta tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

        "Untuk itu, tahap pertama vaksinasi dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Jawa dan Bali. Tahap selanjutnya untuk tenaga kesehatan di luar Jawa dan Bali," kata Menkes Terawan dalam keterangan resminya.

        5. TNI dan Polri juga Didahulukan

        Aparat Kepolisian dan Tentara Republik Indonesia (TNI) pun termasuk yang akan mendapatkan injeksi vaksin covid-19 terlebih dahulu. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto di Jakarta.

        Baca Juga: Negara-negara Berkembang Bakal Disiram Bantuan USD9 M oleh ADB buat Vaksin

        Menurut Airlangga, prioritas ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sekaligus mengikuti standar World Health Organization (WHO).

        6. Pedagang Pasar Ikut Disuntik

        Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut pedagang pasar masuk dalam prioritas penerima vaksin Covid-19. Prioritas ini dikelompokkan dari orang yang paling rentan terpapar Covid-19.

        "Kelompok berisiko tinggi, yaitu kelompok pekerja, termasuk pedagang pasar, pelayan toko, pramuniaga, dan mereka yang bekerja di sektor-sektor perusahaan industri," kata Muhadjir dalam konferensi pers resminya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: