Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hati-hati, Ransomware 2.0 Tidak Hanya Mencuri Data Saja

        Hati-hati, Ransomware 2.0 Tidak Hanya Mencuri Data Saja Kredit Foto: Unsplash/Nahel Abdul Hadi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan keamanan siber global Kaspersky baru-baru ini mengungkapkan dalam konferensi virtual bahwa pandemi dari keamanan siber tahun 2020 adalah ransomware yang ditargetkan, juga dijuluki sebagai Ransomware 2.0.

        Jenis serangan ini lebih dari sekadar pencurian data perusahaan atau organisasi. Kelompok-kelompok tersebut kini memanfaatkan reputasi digital yang semakin krusial untuk memaksa target mereka membayarkan uang tebusan yang cukup memakan biaya.

        Vitaly Kamluk, Director of Global Research and Analysis Team (GReAT) untuk Asia Pasifik di Kaspersky, mengungkapkan bahwa setidaknya 61 entitas dari wilayah tersebut mengalami insiden siber oleh grup ransomware yang ditargetkan pada 2020. Australia dan India mencatat jumlah insiden tertinggi di seluruh Asia Pasifik.

        Baca Juga: Diprediksi Akan Muncul Ransomware 2.0, Ini Tanda-tandanya

        "Ransomware yang ditargetkan menjadi polemik bagi banyak perusahaan di Asia. Lebih dari 61 perusahaan dibobol dengan cara ini. Itu baru di Asia saja. Dalam beberapa kasus, kelompok ransomware Maze mengaku sebagai aktor di balik insiden dan mempublikasikan data curian dari perusahaan yang diserang," kata Kamluk dalam siaran persnya, Senin (14/12/2020).

        Maze menonjol sebagai grup yang paling aktif dan merusak di antara semuanya. Dibentuk saat musim panas 2019, mereka membutuhkan waktu sekitar setengah tahun dalam mempersiapkan dan meluncurkan kampanye skala penuh untuk menyerang banyak bisnis. Korban pertama muncul pada November 2019, ketika mereka membocorkan 700 MB data internal korban secara online.

        Banyak kasus lain kemudian menyusul dan dalam setahun Maze menerobos setidaknya 334 perusahaan dan organisasi. Ini adalah salah satu kelompok pertama yang mulai menggunakan taktik penekanan (pressure tactics). Para pelaku kejahatan siber akan mengancam bahwa mereka dapat membocorkan sebagian besar data sensitif yang dicuri dari sistem perusahaan yang telah disusupi secara publik melalui situs web yang mereka miliki sendiri.

        "Pemberian tekanan sebagai taktik adalah ancaman serius bagi organisasi baik publik dan swasta. Serangan ini memainkan reputasi digital perusahaan sebagai ancaman. Karena selain mengancam membocorkan data dan membahayakan keamanan, reputasi dan nama perusahaan turut menjadi taruhan," tambahnya.

        Kamluk mencatat digitalisasi telah melahirkan berbagai titik tekanan bagi sebuah perusahaan. Sebelumnya, perhatian utama perusahaan hanya mencakup kelangsungan bisnis dan bergantung pada industrinya serta peraturan pemerintah. Kini, bertahan di era ekonomi reputasi digital berarti mereka juga harus mewaspadai kepercayaan bisnis, dengan mitra dan pelanggannya, serta opini publik.

        Baca Juga: Serangan Siber Naik 3X Lipat selama Masa Pandemi

        Survei terbaru oleh Kaspersky membuktikan pernyataan Vitaly. Hasil menunjukkan bahwa 51% pengguna di Asia Pasifik setuju bahwa reputasi online perusahaan itu penting. Hampir setengah (48%) juga mengaku menghindari perusahaan yang terlibat skandal atau mendapat liputan berita negatif secara online.

        "Grup Maze baru mengumumkan mereka menutup aktivitasnya, tetapi kelompok tersebut juga menjadi pemicu awal tren ini. Serangan ransomware bertarget yang berhasil adalah krisis PR yang merusak reputasi organisasi baik online dan offline. Selain kerugian finansial, memperbaiki nama dan reputasi seseorang adalah tugas yang cukup sulit untuk dilakukan. Itulah sebabnya kami mendesak entitas publik dan swasta untuk menjaga keamanan mereka dengan serius," tandas Kamluk.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: