Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benarkah Yuan Digital China untuk Gantikan Mata Uang Konvensional?

        Benarkah Yuan Digital China untuk Gantikan Mata Uang Konvensional? Kredit Foto: Unsplash/Viktor Forgacs
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah China tidak berusaha mengganti mata uang fiat yang ada dengan mata uang digitalnya sendiri, menurut mantan Gubernur People's Bank of China atau PBoC.

        Zhou Xiaochuan, Presiden Asosiasi Keuangan China dan mantan Gubernur PBoC, mengklaim bahwa yuan digital China tidak dimaksudkan untuk menggantikan mata uang fiat global seperti dolar Amerika Serikat dan euro.

        Juga dikenal sebagai pembayaran elektronik mata uang digital atau DCEP, yuan digital China murni dirancang untuk mengubah perdagangan dan investasi lintas batas, kata Zhou. Zhou membandingkan mata uang digital China dengan proyek cryptocurrency yang didukung Facebook, yang sebelumnya dikenal sebagai Libra.

        Baca Juga: Sempat Kontra, Pembawa Acara Ini Akhirnya Investasi ke Bitcoin

        "Jika Anda ingin menggunakannya, yuan dapat digunakan untuk perdagangan dan investasi. Tapi, kami tidak seperti Libra dan kami tidak memiliki ambisi untuk mengganti mata uang yang ada," katanya dikutip dari Cointelegraph, Selasa (15/12/2020).

        Zhou melanjutkan dengan mengatakan bahwa China belajar dari tekanan regulasi global terhadap proyek Libra, dengan regulator khawatir hal itu akan mengganggu sistem keuangan dan kedaulatan moneter. Zhou mengatakan bahwa China mengambil pendekatan yang lebih hati-hati.

        "Beberapa negara khawatir tentang internasionalisasi yuan. Kami tidak dapat mendorong mereka pada masalah sensitif dan kami tidak dapat memaksakan keinginan kami. Kita harus menghindari persepsi tentang chauvinisme kekuatan besar."

        Zhou mencatat bahwa salah satu manfaat utama DCEP adalah memungkinkan pembayaran dan konversi mata uang secara real time.

        Zhou juga menekankan bahwa sebagian besar pembayaran lintas batas ritel yang melibatkan konsumen Tiongkok sudah tanpa uang tunai dan diselesaikan melalui kartu kredit atau layanan pembayaran seperti Alipay dan WeChat Pay, tetapi yuan digital memiliki manfaat tambahan seperti pemrosesan waktu nyata dan transparansi.

        Baca Juga: Afrika Bakal Jadi Masa Depan DeFi

        Saat China secara aktif berkembang dengan percontohan mata uang digitalnya, beberapa pakar keuangan di negara lain telah menyuarakan keprihatinan bahwa mereka tertinggal dalam mengembangkan mata uang digital bank sentral mereka sendiri.

        Pada Oktober 2020, Wakil Menteri Keuangan Jepang untuk urusan internasional memperingatkan komunitas global tentang potensi risiko yuan digital China, menyebutkan potensi ancaman China yang mendapatkan keuntungan sebagai penggerak pertama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: