G+D Perusahaan Percetakan dan Sekuritas Jerman Perluas Pengembangan CBDC Dengan Bank Ghana
Berawal dari spesialisasi percetakan mata uang dan sekuritas, Giesecke+Devrient atau biasa dikenal G+D kini semakin banyak menjalin kerjasama dengan bank sentral seperti Bank Thailand dalam percontohan Central Bank Digital Currencies (CBDC).
Seperti halnya Bank Thailand, Bank Ghana (BoG) kini membuat langkah menuju pengembangan CBDC dengan bermitra dengan G+D. BoG secara resmi mengumumkan pada Rabu 11/08/2021 bahwa mereka menandatangani perjanjian dengan perusahaan percetakan uang kertas dan sekuritas Jerman G+D untuk mengujicobakan CBDC di Ghana, Afrika Barat.
Baca Juga: Gelombang Digitalisasi Kian Kencang Saat Pandemi, Peluang Bagi Pelaku Startup
Sebagai bagian dari perjanjian, G+D akan menyediakan solusi CBDC miliknya yang dikenal sebagai ‘Filia’ untuk mengujicobakan penerbitan bentuk digital mata uang nasional Ghana, Cedi. Mata uang digital tersebut akan diuji coba dengan bank lokal, ‘merchant’, penyedia layanan pembayaran dan konsumen, serta pihak terkait lainnya.
Melansir dari Cointelegraph, proyek ini merupakan bagian dari strategi digitalisasi Ghana, dalam “Agenda Digital Ghana,” yang bertujuan untuk mendigitalkan data dan layanan pemerintah untuk negara berpenduduk 30 juta orang. Juga dikenal sebagai e-cedi, cedi digital bertujuan untuk melengkapi mata uang nasional tradisional negara sebagai alternatif digital. Menurut pengumuman itu, CBDC harus memfasilitasi pembayaran tanpa rekening bank, kontrak atau smartphone.
Pemimpin BoG Ernest Addison mengatakan bahwa e-cedi memberikan peluang besar untuk menciptakan sektor keuangan yang kuat, inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan, yang dipimpin oleh bank sentral.
“Dari semua indikasi, konsep tersebut memiliki peran penting dalam penyediaan layanan keuangan di masa depan secara global. Proyek ini merupakan langkah signifikan menuju posisi Ghana untuk mengambil keuntungan penuh dari konsep yang muncul ini,” tambahnya.
Wakil Presiden Ghana Mahamudu Bawumia baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah Afrika perlu merangkul mata uang digital untuk memfasilitasi perdagangan di seluruh benua. Pejabat itu berpendapat pada akhir Juli bahwa perdagangan antara negara-negara Afrika menuntut sistem “pembayaran pusat tunggal”.
Awalnya G+D mengkhususkan diri dalam pencetakan mata uang dan sekuritas berkualitas tinggi, serta telah menjadi sangat fokus pada pembayaran digital dan teknologi CBDC dalam beberapa tahun terakhir. Pada Agustus tahun lalu, G+D sudah bernegosiasi menggunakan teknologi Filia dengan enam bank sentral global seperti Bank Thailand untuk membuat CBDC.
Selain bekerja pada teknologi CBDC, G+D juga secara aktif berinvestasi di industri blockchain dan cryptocurrency. Tidak hanya itu G+D tahun lalu juga memimpin putaran pendanaan Seri A senilai 17 juta dolar untuk Metaco, sebuah startup Swiss yang menyediakan layanan penitipan untuk cryptocurrency dan stablecoin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: