Kerusuhan di Capitol Hill membuat posisi politik Donald Trump makin di ujung tanduk. Pengusaha properti itu, tak hanya dikecam banyak anggota Kongres AS, tetapi juga di internal kabinetnya sendiri.
Dilansir dari CNN, Menteri Transportasi Eliene Chao mundur pada 7 Januari 2021. Chao mengunggah pesan ke Twitter-nya bahwa keputusan ini ia ambil karena terusik dengan kejadian Capitol Hill atau Gedung DPR/MPR AS.
"Saat saya yakin bahwa insiden ini menjadi permasalahan baru bagi Anda, saya pun merasa sangat merasa terusik dan tidak bisa mengesampingkan hal itu," tulis Chao dalam laporan pengunduran dirinya.
Baca Juga: Innalillahi, Orang-orang Trump yang Tewas Bertambah, Totalnya Jadi Segini...
Tak hanya Chao, Menteri Pendidikan Betsy DeVos juga mengundurkan diri. Dalam sebuah pernyataan, dia mengatakan kekerasan di Capitol Hill Rabu adalah "titik perubahan". DeVos adalah salah satu anggota kabinet terlama. Dia adalah sekutu Trump yang setia.
Di luar soal dua menteri itu, Trump dilaporkan melakukan pemecatan kepada beberapa orang yang mengkritiknya atas insiden kekacauan itu. Antara lain, Gabriel Noronha, petinggi Kementerian Luar Negeri dipecat setelah mengatakan Trump "harus pergi".
Akibat hal ini, Ketua DPR Nancy Pelosi mulai mewacanakan tentang permintaan Amandemen Ke-25 Konstitusi untuk mencopot presiden sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Januari. Dilansir dari Reuters, ada dua hal yang dapat dilakukan untuk menumbangkan Trump yakni melalui Amandemen Ke-25 atau dengan impeachment atau pemakzulan.
Amandemen ke-25, yang diratifikasi 1967 dan diadopsi setelah pembunuhan Presiden John F Kennedy pada tahun 1963, berkaitan dengan suksesi dan kecacatan presiden.
Bagian 4 membahas situasi di mana seorang presiden tidak dapat melakukan pekerjaannya tetapi tidak mengundurkan diri secara sukarela. Amandemen Ke-25 itu dimaksudkan untuk diterapkan ketika presiden tidak mampu karena penyakit fisik atau mental. Beberapa ahli berpendapat, aturan itu bisa berlaku secara lebih luas untuk seorang presiden yang tidak layak untuk menjabat.
Untuk memberlakukan Amandemen Ke-25, Wakil Presiden Mike Pence dan mayoritas anggota kabinet perlu menyatakan Trump tidak dapat menjalankan tugas kepresidenan dan memecatnya. Pence akan mengambil alih, dalam skenario itu. Jika Pence dan mayoritas anggota Kabinet tidak menentang tekad Trump maka ia bisa mendapatkan kembali kekuasaannya.
Namun, jika langkah itu tidak jalan, Pelosi dan anggota Pemimpin Minoritas (Republik) Chuck Schumer, menyerukan proses pemakzulan.
"Presiden telah bertindak berbahaya dan menghasut. Ini mengharuskannya segera dicopot dari jabatannya," pernyataan para politisi Demokrat di Kongres pada Kamis malam (7/1/2021).
Masa jabatan Trump kurang dari dua pekan. Tidak jelas apakah ini cukup untuk melakukan pemakzulkan. Pelosi belum mengumumkan keputusan itu, meskipun ia mengatakan, politisi Demokrat menuntut tindakan tegas setelah insiden penyerbuan Capitol Hill, Rabu (6/1/2021) yang menewasakan empat orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Jika dimakzulkan di DPR, Trump secara teoritis akan menghadapi persidangan di Senat yang dikendalikan Partai Republik. Senat dijadwalkan akan reses hingga 19 Januari. Ketua Senat Mitch McConnell belum mengatakan apa yang akan dia lakukan jika DPR menyetujui pasal pemakzulan.
Baca Juga: Donald Trump Jadi Target Deretan Media Sosial, Semua Akun Ditangguhkan!
Trump sebelumnya sudah pernah menghadapi upaya pemakzulan pada Desember 2019. Tapi terhenti di Senat. Jika Trump akan dimakzulkan kembali, dia adalah presiden ASpertama yang menjalani dua kali upaya pemakzulan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: