Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo Tiba di Tanah Air, Pengamat Soroti Peran Gibran yang Sukses Jaga Stabilitas Politik Tanah Air

Prabowo Tiba di Tanah Air, Pengamat Soroti Peran Gibran yang Sukses Jaga Stabilitas Politik Tanah Air Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat sekaligus peneliti Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS), Muhammad Anwar, mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang berhasil membawa pulang investasi sebesar 18,5 miliar dolar AS atau setara Rp294,1 triliun setelah dua pekan lawatan ke luar negeri.

Menurut Anwar, komitmen investasi tersebut mencerminkan kombinasi dua faktor utama, yaitu kepercayaan dunia internasional terhadap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan daya tarik insentif yang ditawarkan kepada investor.

“Keduanya berjalan beriringan dan saling melengkapi dalam upaya pemerintah menarik investasi asing,” ujar Anwar, Minggu (24/11/2024).

Anwar menambahkan, kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo sebagai mitra strategis muncul dari pandangan bahwa Indonesia, dengan populasi besar dan lokasinya yang strategis, adalah pemain penting di kawasan.

Ia juga menilai Presiden Prabowo membuka diri secara luas untuk bekerja sama dengan dunia internasional serta memberikan jaminan stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri.

“Pemerintahan Prabowo juga dianggap proaktif dalam membuka peluang kerja sama global, menciptakan citra stabil dan optimistis terhadap perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Lebih lanjut, Anwar menyebut bahwa peluang investasi yang melebihi target ini juga merupakan hasil dari target ambisius Presiden Prabowo, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8%.

Tentunya, daya tarik investasi dari luar negeri ini tidak lepas dari insentif yang akan diberikan kepada investor asing.

“Seperti negara-negara lain yang bersaing untuk menarik investasi, Indonesia juga menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari keringanan pajak, penyederhanaan birokrasi, hingga akses ke sektor-sektor strategis,” paparnya.

Namun, Anwar mengingatkan bahwa insentif tersebut harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari potensi pengorbanan jangka panjang, seperti hilangnya pendapatan negara atau dampak lingkungan yang tidak diantisipasi.

“Tantangan terbesar dari komitmen investasi ini adalah memastikan bahwa semua janji tersebut terealisasi dan menghasilkan dampak nyata bagi perekonomian serta masyarakat,” ulasnya.

Ia mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pengelolaan investasi di sektor-sektor yang memiliki dampak luas, seperti energi terbarukan, manufaktur, dan infrastruktur.

“Selain itu, perlu ada mekanisme pengawasan yang ketat agar investasi tidak hanya menguntungkan pihak asing, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi tenaga kerja lokal, transfer teknologi, dan pengembangan industri nasional,” jelasnya.

Anwar juga menyoroti wibawa Presiden Prabowo dalam pergaulan internasional, yang dinilai dihormati oleh kepala negara dari negara-negara besar. Hal ini, menurut Anwar, tidak lepas dari pengalaman panjang Prabowo, baik di bidang militer maupun politik, baik di dalam maupun luar negeri.

“Pengalaman panjangnya sebagai figur yang terlibat langsung dalam dinamika keamanan, strategi, dan hubungan internasional membuat dirinya dipandang sebagai pemimpin yang matang dan memiliki kredibilitas tinggi,” bebernya.

“Hal ini terlihat dari sambutan positif yang ia terima dalam forum-forum besar dunia dan kemampuannya menjalin hubungan strategis dengan pemimpin negara-negara besar,” tambahnya.

Selama kunjungan luar negerinya, Presiden Prabowo juga dinilai berhasil mendelegasikan kepemimpinan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Wapres Gibran dinilai mampu menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk dalam menangani dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Konsolidasi kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Prabowo dan timnya, bahkan sebelum pemilu, telah menciptakan situasi yang relatif terkendali,” katanya.

Efek positifnya, kata Anwar, berupa stabilitas politik dan administrasi yang memungkinkan pemerintah untuk merespons krisis atau melaksanakan program tanpa banyak hambatan.

“Persiapan pilkada yang sudah mencapai 90% juga menunjukkan bahwa mesin birokrasi bekerja sesuai rencana,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: