Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astaga! Tahun Segini Kota Pekalongan Diprediksi Bakal Hilang Tenggelam

        Astaga! Tahun Segini Kota Pekalongan Diprediksi Bakal Hilang Tenggelam Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Pekalongan -

        Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan, terjadi penurunan muka tanah (land subsidence) sebesar 6 cm per tahun di pesisir Pekalongan, Jawa Tengah. Penurunan muka tanah ini dikhawatirkan akan semakin parah tanpa ada penanganan tepat dari pemerintah daerah setempat.  

        Penelitian Badan Geologi dilakukan selama periode Maret hingga September 2020. Pada periode Maret hingga Juli 2020, Badan Geologi mencatat penurunan ketinggian 1,3 cm. Kemudian Juli hingga Agustus web saat 2,3 cm, lalu Agustus ke September sebesar 2,7 cm. Sehingga total penurunan selama periode Maret hingga September sebanyak 6 cm.

        Baca Juga: Ngeri... Ngeri... Orang Pekalongan Nggak Ada Takutnya: Saya Sembelih Leher Rizieq!

        Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini Pekalongan berada pada ketinggian sekitar 100 cm di atas permukaan laut. Bila setiap tahun Pekalongan rata rata mengalami penurunan muka tanah 6 cm, maka diprediksi tahun 2036 Pekalongan akan terendam air.  

        "Itu juga tidak merata (penurunan muka tanah). Bisa ada yang lebih cepat dan lebih lambat. Tergantung kondisi geologi tanahnya," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Leluno via virtual, Rabu (20/1/2021).

        Diakui dia, ada beberapa perbedaan hasil penelitian atas fenomena penurunan muka tanah di Pekalongan. Ada yang menyebut penurunan muka tanah di Pekalongan antara 8 hingga 10 cm per tahun. Namun hal itu tidak menjadi persoalan, yang terpenting adakah antisipasi dan pencegahan.

        Menurut dia, penurunan tanah ini merupakan salah satu ancaman bencana yang terjadi dalam waktu yang relatif lama (silent killer), namun berdampak cukup luas yang umumnya terjadi di wilayah-wilayah perkotaan, industri, dan pemukiman padat. 

        Sebagian besar wilayah yang mengalami dan yang berpotensi mengalami penurunan tanah sebagian besar berada di wilayah-wilayah pesisir.

        Menurut Kepala Pusat Air Tanah Geologi Tata Lingkungan Andiani, penurunan muka tanah di Pekalongan bukan karena masifnya penyerapan air. "Tetapi karena kondisi tanah lunak di kawasan tersbeut dengan ketebalan mencapai 40 meter. Penurunan juga bukan disebabkan aktivitas tektonik," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: