Sosmed Berbasis Blockchain Digadang Jadi Solusi Baru Privasi Data
Komisaris eSafety Australia, Julie Inman Grant menyarankan solusi ID yang diberdayakan oleh blockchain dapat membantu mengatasi penyalahgunaan dunia maya dan trolling serta memungkinkan pengguna untuk mempertahankan tingkat anonimitas.
"Meskipun anonimitas bermanfaat untuk penggunaan online secara umum, tapi orang-orang yang bersembunyi di balik anonimitas online untuk merugikan orang lain tetap menjadi masalah besar di masyarakat," ungkapnya seperti dikutip dari Cointelegraph, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Uji Coba Pemilu Berbasis Blockchain Akan Segera Dimulai Di India
Dia melanjutkan bahwa ID digital bertenaga blockchain dapat membantu mencapai keseimbangan dengan menyembunyikan detail pengguna kecuali diminta oleh penegak hukum.
“Ada banyak hal yang dapat mereka lakukan dalam hal kemampuan intelektual. Akses mereka ke teknologi canggih, sumber daya finansial yang besar untuk menghasilkan sistem yang lebih baik untuk mengidentifikasi siapa yang menggunakan platform mereka dan melanggar persyaratan layanan mereka,” kata Grant.
Inman Grant bekerja di Microsoft selama tahun 1990-an dan terlibat dalam pembentukan 230 Undang-Undang Kepatutan Komunikasi yang kontroversial di AS yang memberikan kekebalan bagi perusahaan media sosial dari kewajiban atas konten pengguna.
Keputusan Facebook dan Twitter untuk mencabut platform mantan Presiden AS Donald Trump setelah kerusuhan di Capitol AS menyoroti kesulitan yang dihadapi perusahaan media sosial dalam menyeimbangkan keinginan untuk melindungi publik dari konten berbahaya sekaligus memberikan kebebasan berekspresi dan berpendapat.
Nama samaran berbasis blockchain dapat berperan dalam membantu pengguna merasa nyaman mengekspresikan diri mereka sambil memungkinkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan terhadap pengguna yang menghasut kekerasan atau melecehkan orang lain.
Penggunaan teknologi blockchain untuk mengembangkan solusi ID digital sedang diujicobakan oleh perusahaan di banyak negara di seluruh dunia termasuk Jepang, Korea, AS, dan Cina.
Perusahaan Jepang Layer X sedang membangun solusi pemungutan suara elektronik menggunakan teknologi blockchain untuk ID digital dalam kemitraan dengan xID.
ID berbasis blockchain juga telah dieksplorasi oleh Ontology sebagai alat untuk meningkatkan solusi pembayaran dalam mobilnya, seperti klaim asuransi otomatis jika terjadi kecelakaan.
Dalam upaya mengembalikan tingkat normalitas ke industri pariwisata dan perjalanan setelah COVID-19, perusahaan teknologi termasuk ShareRing telah mengembangkan sistem pelacakan berbasis blockchain yang juga berfungsi ganda sebagai paspor digital wisatawan dan bukti kesehatan.
Adopsi solusi ini meningkat dengan satu juta warga Korea Selatan memilih solusi SIM berbasis blockchain hanya empat bulan setelah diluncurkan. Menurut Statista, ini mewakili lebih dari 3% dari seluruh populasi pengemudi di negara itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: