Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pilihan Gila! Pasien-pasien Corona AS Lebih Pilih Mati di RS karena...

        Pilihan Gila! Pasien-pasien Corona AS Lebih Pilih Mati di RS karena... Kredit Foto: Reuters/Brian Snyder
        Warta Ekonomi, Missouri, AS -

        Sejak pandemi virus Covid-19 terus merebak di Amerika Serikat (AS), banyak hal yang berubah. Termasuk pilihan untuk menghabiskan waktu dan menghembuskan nafas terakhir di rumah.

        Pemilik rumah duka, Brian Simmons, mengatakan dirinya semakin sering melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mengambil jenazah supaya dapat dikremasi dan dibalsem.

        Baca Juga: Jleb Banget! Biden Menyesal Harus Lanjutkan Penanganan Buruk Covid-19 Era Trump

        Ketika Covid-19 menghancurkan komunitas di Missouri, dua orang karyawan rumah duka itu secara berkala mendatangi rumah-rumah di Springfield.

        Mereka memindahkan jenazah orang-orang yang memutuskan untuk meninggal di rumah dibanding menghabiskan hari-hari terakhir di rumah lansia atau rumah sakit. Apalagi di masa pandemi ini anggota keluarga dilarang berkunjung.

        Simmons sangat memahami mengapa orang kini memilih meninggal di rumah. Putrinya sendiri yang berusia 49 tahun meninggal dunia akibat virus corona sebelum Natal lalu, di sebuah rumah sakit di Springfield, di mana keluarga hanya mendapat informasi soal kondisinya yang terus memburuk melalui telepon.

        "Pemisahan itu, sangat, sangat berat,” ujar Simmons.

        “Putri saya pergi ke rumah sakit dan kami hanya melihatnya sekali melalui kaca ketika petugas rumah sakit memasang ventilator. Lalu, kami tidak pernah melihatnya lagi, hingga ia meninggal,” paparnya lirih.

        Di seluruh AS, pasien yang sakit parah karena Covid-19 maupun penyakit-penyakit lain, mengambil keputusan yang sama. Mereka memilih meninggal di rumah dibanding menghadapi skenario mengerikan mengucapkan selama tinggal kepada orang-orang yang dikasihi dari balik kaca, atau lewat panggilan video.

        “Apa yang kami lihat dalam masa Covid-19 ini, pasien ingin berada di rumah,” ujar Judi Lund Person, Wakil Presiden National Hospice and Palliative Care Organization.

        “Mereka tidak ingin pergi ke rumah sakit. Mereka tidak ingin ke rumah lansia,” lanjutnya.

        Perawatan di Rumah Meningkat

        Organisasi-organisasi nasional yang menyediakan layanan paliatif melaporkan fasilitas-fasilitas itu melihat peningkatan jumlah pasien yang dirawat di rumah hingga dua digit persentase.

        Layanan paliatif adalah perawatan untuk pasien yang sudah tidak dapat disembuhkan atau sudah pada stadium akhir penyakit.

        Fenomena ini terjadi di Caroll Hospice di Westminster, Maryland, di mana terjadi lonjakan permintaan perawatan berbasis rumah antara 30 hingga 40 persen, ujar direktur eksekutif Regina Bodnar.

        Ia mengatakan menghindari rumah lansia dan risiko virus corona merupakan faktor terbesar di balik peningkatan permintaan itu.

        Lisa Kossoudji, yang mengawasi para perawat di Ohio's Space of Dayton, membawa pulang ibunya sendiri – yang kini berusia 95 tahun – ke rumah untuk tinggal bersamanya setelah perebakan pandemi tahun lalu. Ia pernah tidak melihat ibunya selama beberapa minggu dan khawatir kondisinya memburuk karena ia dikurung di kamar, seiring upaya fasilitas itu membatasi potensi perebakan virus.

        Kossoudji, yang memiliki kondisi yang menyebabkan penebalan dan pengerasan dinding arteri di bagian otak, kini menerima perawatan paliatif di rumah. Kossoudji melihat banyak keluarga-keluarga yang dilayaninya membuat pilihan serupa.

        “Banyak orang yang membawa pulang anggota keluarga mereka yang memiliki banyak masalah fisik. Entah itu karena harus diberi makan lewat selang makanan atau trakea. Hal-hal yang dalam pandangan orang kebanyakan 'ya Tuhan saya tidak dapat melakukannya.' Namun, mereka membawanya pulang karena ingin bisa bersama-sama dan bisa melihat mereka,” ujarnya.

        Sebelum pandemi, pekerja rumah sakit merawat pasien yang meninggal karena penyakit jantung, kanker, demensia dan penyakit mematikan lainnya di fasilitas perawatan jangka panjang. Pada tingkat yang lebih rendah, diatur sebagaimana berada di rumah. Banyak keluarga ragu membiarkan anggota keluarga mereka meninggal di rumah karena tantangan logistik, termasuk jadwal kerja dan kebutuhan medis yang rumit.

        Namun, pandemi mengubah banyak hal. Orang-orang tiba-tiba harus bekerja dari rumah dan memiliki lebih banyak waktu, dan mereka lebih nyaman dengan perawatan di rumah karena mengetahui kurangnya kesempatan berkunjung di rumah-rumah lansia itu.

        “Apa yang terjadi saat Covid ini adalah semua menggunakan steroids. Semua terjadi begitu cepat dan semua anggota keluarga dekat bersiap merawat orang yang mereka sayangi di rumah,” ujar Carole Fisher, Presiden National Partnership for Healthcare and Hospice Innovation.

        “Semua jadi selaras,” tambahnya.

        “Ada keluarga yang mengatakan saya bisa merawat ibu yang sudah lansia dengan cara yang sangat berbeda dibanding sebelumnya karena sekarang saya bekerja dari rumah,” ujarnya.

        “Lebih ada rasa kebersamaan dalam keluarga karena Covid-19,” lanjutnya.

        Meninggal di rumah bukan untuk semua orang. Merawat orang yang sakit parah dapat berarti tidak tidur pada malam hari dan menambah stres ketika pandemi meluas.

        Karen Rubel mengingat bagaimana ia semula tidak ingin membawa ibunya sendiri yang berusia 81 tahun ke rumah sakit ketika ia terkena serangan stroke September lalu, dan kemudian berupaya sekuat tenaga untuk membawanya pulang sesegera mungkin.

        Rubel adalah presiden dan CEO Nathan Adelson Hospice di Las Vegas, yang mengubah salah satu fasilitas rawat inap menjadi tempat perawatan khusus pasien Covid-19.

        “Saya memahami dari mana orang-orang berasal,” ujarnya.

        “Mereka ketakutan,” terangnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: