Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dear Mas Menteri Nadiem, Mas... Bagi Kami, Agama Itu Dibawa Mati, Paham Mas?

        Dear Mas Menteri Nadiem, Mas... Bagi Kami, Agama Itu Dibawa Mati, Paham Mas? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Tengku Zulkarnain, ikut mengkritik kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, perihal frasa agama.

        Menurut dia, agama akan dibawa hingga mati. Terlebih bagi seorang muslim, kewajiban sebagai umat akan dipertanggungjawabkan kepada sang Pencipta.  Baca Juga: Tengku Zulkarnain ke Jokowi: Terima Kasih, Pak Presiden...

        "Agama itu mau dibawa mati sampai barzakh dan akhirat.Paham pak Menteri...?Selain Agama tidak ada yang dibawa mati. Begitu pentingnya bagi kami umat Islam, Agama itu," cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat pada Jumat, (12/3/2021). Baca Juga: Frasa Agama Hilang, Mas Menteri Nadiem Berpotensi Jerumuskan Presiden Jokowi

        Lanjutnya, ia mengatakan ada ada fraksi di Senayan, dengan sengaja menolak Undang-Undang Pendidikan Nasional Pasal 12a. Isinya soal agama. 

        "Dulu ada fraksi yang menolak UU Pendidikan Nasional pasal 12a, yg mengatakan tiap anak didik berhak mendapat pendidikan Agama sesuai dgn Agama yg dianutnya dan diajarkan dgn guru yg seagama dgnnyaApakah ada kaitannya dgn hilangnya frasa AGAMA dlm Proyeksi Pendidikan 2020-2035?," tulisnya lagi. 

        Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo menyarankan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim agar belajar dari  kasus banyaknya anak-anak Indonesia yang lupa hafalan Pancasila. Hal ini terkait dengan tidak dicantumkannya frasa agama dalam Visi Pendidikan 2035 yang disusun dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional.

        Kata Pancasila terdapat di banyak dokumen, meski demikian pendidikan Pancasila tidak seintensif dulu lagi. Akibatnya, kata Dradjad, banyak anak-anak yang tidak hafal Pancasila. “Karena Mendikbud sekarang senang sains dan komputer, yang beri analogi yang terkait matematika,” kata Dradjad, kepada Republika.co.id, Kamis (11/3/2021).

        Sulit bagi seseorang bisa menyelesaikan solusi-solusi untuk persamaan integral kalau sudah lupa rumus-rumus integral. “Tidak mungkin, Ia harus menghafal rumus-rumus integral, kemudian berlatih lagi. Baru dia bisa mengerjakan,” kata Dradjad.

        Kalau orang tidak hafal Pancasila, kata Dradjad, bagaimana bisa mengamalkan Pancasila dengan konsisten. Tentu bukan Pancasila saja, Pembukaan UUD 1945, juga banyak yang sudah tidak hafal.

        “Kalau Pancasila saja yang masih banyak terdapat di dokumen saja seperti itu, bagaimana kalau agama tidak ada lagi dalam pendidikan?” ungkap ekonom senior Indef ini.

        Dradjad mengingatkan kalau hal ini sangat berbahaya bagi keimanan dan akhlak mulia dari anak-anak Indonesia. Dicontohkannya, bagaimana mereka bisa mengerti iman dan taqwa kalau tidak ada pendidikan agama.

        “Ini jelas melanggar pasal  31 UUD 1945 ayat 3, bunyinya pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: