Waste4Change merupakan startup Indonesia yang menyediakan solusi Responsible Waste Management dari hulu ke hilir mulai dari Consult, Campaign, Collect, dan Create.
Hingga saat ini telah berkolaborasi dengan pemerintah, swasta, BUMN, dan juga komunitas masyarakat agar dapat bersama-sama mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke TPA, mengurangi kerusakan lingkungan, serta mendorong kemajuan ekonomi sirkuler di Indonesia melalui pengelolaan sampah yang beretika dan bertanggung jawab.
Dalam publikasi Indonesia Oilseeds and Products Annual 2019 diketahui bahwa konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia mencapai 13 juta ton. Data United States Department of Agriculture atau USDA menunjukkan negara yang mengkonsumsi minyak goreng paling banyak pada 2019 berturut-turut, yakni Indonesia, India, China, dan Malaysia.
Tingginya tingkat konsumsi minyak goreng inilah yang kemudian menghasilkan residu berupa minyak jelantah di Indonesia. Namun, berdasarkan kajian TNP2K dan Traction Energi Asia pada tahun 2019, minyak jelantah yang dapat dikumpulkan di Indonesia baru mencapai 3 juta KL atau hanya 18,5% dari total konsumsi minyak goreng sawit nasional.
Business Development Waste4Change, Edy Supriyanto mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan sampah, Waste4Change berupaya menerapkan strategi melalui perubahan ekosistem pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dengan berlandaskan kolaborasi dan teknologi menuju penerapan ekonomi melingkar (circular economy) dan Indonesia Bebas Sampah.
Edy mengatakan, Waste4Change saat ini secara aktif dan bertahap sedang membangun jaringan mitra di Jabodetabek untuk mengumpulkan minyak jelantah dengan skema kerjasama yang mudah dan memiliki kemanfaatan, serta didukung teknologi melalui aplikasi berbasis web yang dapat digunakan oleh Mitra Daur Ulang (MDU) Waste4Change.
MDU adalah sektor hulu pengelolaan sampah atau limbah yang berhubungan langsung dengan penghasil sampah/limbah yang melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait prinsip-prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
Selain itu, MDU juga bertugas melakukan pengumpulan dan penyimpanan sementara material daur ulang untuk kemudian didistribusikan ke industri daur ulang menjadi produk terbarukan.
"Minyak jelantah yang telah terkumpul akan disalurkan ke produsen daur ulang minyak jelantah yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk-produk alternatif yang dapat digunakan kembali," kata Edy dalam Webinar “A-Z Tentang Minyak Jelantah” bersama Waste4Change dan Jelantah4Change, Sabtu (20/3/2021).
Sementara itu, Co-founder Jelantah4Change, Fitri Febriyanti mengatakan minyak jelantah bila dikelola tidak benar nyatanya berbahaya bagi lingkungan, terutama di perairan dan dapat menurunkan kualitas air tanah. Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh minyak jelantah di Indonesia, perlu adanya sebuah upaya pemanfaatan dalam rangka memaksimalkan potensi yang dimiliki.
"Nyatanya, minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi berbagai hal dari yang masif seperti biodiesel hingga seperti sabun mandi untuk sehari-hari," kata Fitri, Sabtu (20/3/2021).
Jelantah4Change melakukan edukasi secara masif di masyarakat, melakukan penjemputan dari rumah ke rumah, mengumpulkan dalam beberapa waktu, hingga melakukan pengiriman minyak jelantah ke pihak pemanfaat yang bertanggung jawab.
Fitri menuturkan, pihaknya pun melakukan kunjungan rutin ke pihak pemanfaat seperti pabrik pengolahan sabun, biodiesel, dan sebagainya untuk memastikan minyak jelantah diolah dengan baik dan benar.
"Jelantah4Change pun turut menampung minyak jelantah dari sektor hotel, restoran, dan kafe untuk selanjutnya diberikan ke pihak pemanfaat di antaranya pabrik biodiesel, lilin, dan sabun. Dana yang dihasilkan kemudian dialokasikan untuk donasi mulai dari beasiswa pendidikan, pemberian lampu solar panel, donasi buku bagi masyarakat yang membutuhkan," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: