Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ulah Anaknya SBY, Yasonna Dongkol Sampai ke Ubun-Ubun, Eh Dibelain Netizen: Jitak Aja Pak!

        Ulah Anaknya SBY, Yasonna Dongkol Sampai ke Ubun-Ubun, Eh Dibelain Netizen: Jitak Aja Pak! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly, telah mengumumkan jika pemerintah menolak untuk mengesahkan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara. Menurutnya, penolakan terjadi karena Partai Demokrat kubu KLB tidak memenuhi syarat.

        Usai pengumuman tersebut, Yasonna mengaku kecewa dengan putera Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sedari awal menuding keterlibatan pemerintah khususnya Menkum HAM dalam KLB tersebut.

        Baca Juga: Politikus Demokrat Bikin Poling Twitter Soal Pengganti Moeldoko Sebagai KSP, Ini Nama Penggantinya..

        "Sebenernya saya dongkol banget. Nama saya dicatut. Dia bilang itu ada pertemuan Menteri Hukum dan HAM dengan Moeldoko. Kalau di Istana pasti kita ketemuan, tapi kita enggak pernah membicarakan itu," ujarnya dalam akun YouTube Karni Ilyas Club, pekan lalu.

        Sebelumnya, diketahui Kemenkum HAM menjadikan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Partai Demokrat tahun 2020 sebagai pegangan.

        Yasonna juga memastikan pihaknya akan merujuk pada UU Partai Politik.

        "Penyelesaian partai politik, pendaftaran partai atau kepengurusan partai politik, perubahan anggaran dasar harus merujuk ke Undang-Undang Partai Politik, UU No 2 tahun 2008 dan UU No 2 tahun 2011 yang merujuk juga AD/ART partai politik," ujar Yasonna Laoly.

        "Tetapi, jangan belum ada KLB sudah ribut menuding kita tanpa alasan," katanya.

        Baca Juga: Makin Panas! Partai Demokrat Kubu KLB: Bapak Moeldoko Telah Dfitnah oleh SBY dan AHY

        "Makanya saya sampaikan saat pengumuman itu, bahwasanya pemerintah sangat menyesalkan tudingan-tudingan yang menyesatkan dari kubu AHY yang mengatakan intervensi pemerintah," tukas dia.

        Terkait itu, banyak netizen seperti Mak Lembe Turah yang ikut merespons kekesalan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

        MLT: "Jitak saja Pak Yasonna, sudah nuduh-nuduh orang. Gitu deh suka baperan dan suuzon sama orang lain,"

        "Ya namanya masih anak mak. Suka baper," ujar akun Bernan Sagiman.

        Baca Juga: Makin Panas! Partai Demokrat Kubu KLB: Bapak Moeldoko Telah Dfitnah oleh SBY dan AHY

        Baca Juga: Waduh! Yasonna Akui Dongkol Sama Demokrat Blok AHY, Ternyata Karena Ini ....

        Baca Juga: Jumpai AHY, Ketum PP Muhammadiyah Titip Empat Pesan Mendalam Ini

        Adapun, Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat (PD) kepemimpinan Moeldoko, Saiful Huda Ems menyebut bahwa sudah sepantasnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendatangi satu persatu orang-orang yang pernah dibohongi dan dituduh-tuduhkan tanpa bukti.

        "Dan itu bisa dimulai SBY dengan mendatangi dan mencium tangan Ibu Megawati Soekarno Putri, Prof. Subur Budi Santoso, Pak Joko Widodo (Jokowi), dan Pak Yasonna Laoly," tutur Saiful kepada wartawan, Jumat (2/4/2021).

        Saiful Huda Ems mengutip sebuah media nasional kala itu SBY masih menjadi Menkopolkam di Kabinet Megawati, SBY pernah menyatakan di hadapan Presiden Megawati, bahwa ia sama sekali tidak terlibat dalam pendirian Partai Demokrat, namun ternyata dalam AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020, SBY malah mencantumkan nama dirinya sendiri bersama Ventje Rumangkang sebagai pendiri Partai Demokrat.

        "Pernyataan SBY yang seperti itu, bukan hanya membohongi Presiden Megawati Soekarno Putri, melainkan pula telah membohongi rakyat dan seluruh kader Partai Demokrat pada khususnya," katanya.

        Pihaknya pun mengaku tahu betapa sebelum adanya keputusan Kemenkum HAM yang menolak pengesahan KLB Partai Demokrat pimpinan Moeldoko, berulang-ulang kali SBY dan anak-anaknya telah menuduh-nuduh Pemerintahan Jokowi berada di balik rekayasa keributan internal Partai Demokrat.

        "SBY dan AHY mengolok-olok Pemerintahan Jokowi sebagai pembegal demokrasi karena dituduhnya telah ikut intervensi diselenggarakannya KLB Partai Demokrat di Sibolangit," papar dia.

        Baca Juga: Satu-Satunya Jalan Moeldoko Selamatkan Kehormatannya: Mengaku.....

        Namun anehnya, ujar dia, seperti tak tahu malu, setelah Kemenkum HAM menolak pengesahan pengurus Partai Demokrat hasil KLB Deliserdang, SBY dan AHY memuji-muji setinggi langit Presiden Jokowi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Menko Polhukam Mahfud MD.

        "Pujian setinggi langit yang nampak hanya basa-basi karena tidak disertai permintaan maaf apalagi cium tangan Pak Jokowi dan Pak Yasonna Laoly yang sebelumnya SBY dan AHY hujat setengah mati," ujarnya.

        Atas dasar semua itu, pihaknya mengaku berpikir dan menyerukan agar SBY dan anak-anaknya segera mendatangi Presiden Jokowi, mendatangi Ibu Megawati, Prof. Subur, Pak Yasonna dan lain-lain untuk meminta maaf dan mencium tangannya. Baginya, meminta maaf dan mencium tangan pada orang yang kita zhalimi itu suatu tradisi yang baik dan perlu dilestarikan.

        "Pak Jokowi saja yang tidak bersalah apa-apa selalu menundukkan wajahnya di hadapan SBY dan para sesepuh tokoh negara, masak Pak SBY yang berlumuran dosa tidak mau meminta maaf dan mencium tangan Pak Jokowi dan lain-lainnya yang kami sebut di atas," ketus pria yang juga berprofesi sebaga pengacara ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: