DPR melalui Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer menegaskan kepada sejumlah BUMN Farmasi untuk secepatnya mengentaskan penetrasi vaksin kepada masyarakat dikarenakan hal tersebut sangat berpengaruh pada stabilitas ekonomi.
“Semakin lambat kita melakukan penetrasi vaksin kepada masyarakat maka kerugian negara juga akan semakin banyak, bukan hanya dalam hal pengadaan vaksin, tapi juga kerugian negara terhadap ekonomi. Seperti contohnya Bali yang sangat terpuruk dengan adanya pandemi ini, dua kali lipat dari penurunan nasional,” jelas Politisi Senior asal Bali tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan Direktur Utama dari PT. Bio Farma (Persero), PT. Kimia Farma Tbk, dan PT. Indofarma Tbk di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta (25/5).
Baca Juga: Kasus Antigen Palsu, Kimia Farma Perkuat Sistem Layanan Digital
“Tujuan dari rapat kita hari ini yaitu memantau vaksin yang sudah terpenetrasi ke masyarakat, apa hambatan yang dirasakan BUMN Farmasi yang mungkin bisa kita dorong melalui kebijakan di komisi VI,” tambahnya.
Demer juga menyampaikan ungkapan mengenai rencana akan didirikannya Gedung Vaksin di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
“Saya juga berharap terkait adanya Gedung vaksin di Cisarua yang sempat tertunda karena cuaca buruk, mengenai hal tersebut saya minta nanti kementerian terkait juga berkolaborasi dengan biofarma sehingga nanti bisa segera mungkin gedung itu dimanfaatkan untuk percepatan. Karena kita tahu keterlambatan vaksin itu daya rusak ekonominya tinggi sekali. Saya harapkan bapak segera mengaktifkan gedung vaksin tersebut,” timpalnya.
Direktur Utama PT. Bio Farma, Honesti Basyir pun mengatakan bahwa mereka akan berupaya untuk menggunakan aset lahan bekas project yang mangkrak.
“Kalau kami nyari lahan baru lagi, itu kan proses lagi, beli lagi, sedangkan kita sudah mempunya dua aset lahan fasilitas eks project flu burung, dan kita sudah punya plan mau diapakan aset tersebut,” jawabnya menanggapi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq