Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jemaah Haji Indonesia Terancam Batal Beribadah, Hanya Sabar yang Bisa Rakyat Lakukan

        Jemaah Haji Indonesia Terancam Batal Beribadah, Hanya Sabar yang Bisa Rakyat Lakukan Kredit Foto: Antara/Saudi Ministry of Media/Handout via REUTERS
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kurang dari dua bulan, waktu pelaksanaan ibadah haji akan tiba. Sayangnya, di waktu yang sudah mepet ini, Arab Saudi belum juga membukakan pintu bagi Indonesia. Dengan kondisi ini, calon jemaah haji Indonesia terancam kembali batal ke Tanah Suci.

        Kabar WNI masih dilarang masuk Arab Saudi diinfomasikan Haramain Sharifain melalui akun Twitternya @hsharifain, kemarin. Dalam cuitannya itu, pemerintahan Raja Salman hanya mengizinkan warga dari 11 negara yang bisa masuk Saudi. Yaitu Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Irlandia, Italia, Portugal, Britania, Swedia, Swiss, Perancis, dan Jepang.

        Baca Juga: Tepis Berbagai Isu, Arab Saudi Akhirnya Umumkan Ibadah Haji 2021

        "Tentu dengan implementasi institusi pengukuran karantina, berawal dari jam 1 siang Minggu (waktu setempat)," tulisnya.

        Pemerintah Saudi hanya memberikan izin warga yang sudah divaksin penuh untuk masuk negaranya. Alasannya, untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun, tidak semua vaksin yang diakui Saudi.

        Pemerintah Saudi hanya menerima vaksin Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson N Johnson. Bagi yang belum menerima dosis lengkap, atau sama sekali belum divaksin, perlu menjalankan karantina selama tujuh hari di lokasi yang sudah ditentukan.

        Indonesia termasuk sembilan negara yang masih ditangguhkan masuk Saudi. Penangguhan itu dikeluarkan sejak 29 Mei 2021 sampai ada pemberitahuan selanjutnya. Delapan negara lainnya adalah Argentina, Brazil, Mesir, India, Lebanon, Pakistan, Afrika Selatan, dan Turki.

        "Penerbangan dari seluruh dunia akan bersyarat seperti diumumkan sebelumnya," sambung Haramain Sharifain.

        Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengamini pemerintah Saudi telah mengeluarkan kebijakan baru yang mulai berlaku kemarin.

        "Intinya, antara lain masih memberlakukan larangan travellers yang datang dari 9 negara, termasuk Indonesia," katanya, saat dikonfirmasi, tadi malam.

        Apa penyebabnya? Faizasyah menyebut, permasalahannya tidak sederhana dan saling terkait. Dinamika dan keragaman kebijakan masing-masing negara sangat kompleks sejak pandemi, sampai saat ini. Baik kebijakan yang diambil masing-masing negara untuk warga negaranya, maupun yang menyangkut warga negara asing (WNA).

        Dinamika dan keragaman kebijakan tersebut, diakui Faizasyah, tidak bisa dielakkan dalam suatu negara menyikapi pandemi. Meski kebijakannya bersifat sementara, dan disesuaikan dari waktu ke waktu. Sama halnya dengan Indonesia, yang terus berupaya menurunkan angka penularan Covid-19.

        Lantas bagaimana dengan nasib ibadah haji tahun ini? Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi mengaku, sampai detik ini belum mendapat informasi resmi dari pemerintah Saudi. "Sehingga kami belum bisa mengambil kebijakan lebih jauh," ucapnya.

        Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meminta pemerintah memperhatikan kebijakan yang dikeluarkan Saudi. Hari ini, Komisi VIII akan menggelar rapat dengan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas untuk membahas perencanaan ibadah haji.

        "Tapi, kami pesimistis bisa memberangkatkan calon haji dalam jumlah besar. Bahkan bisa jadi seperti tahun kemarin," tuturnya.

        Politikus Golkar ini memandang, keselamatan WNI harus menjadi prioritas. Apalagi, ibadah haji melibatkan banyak pihak, dan potensi penularan Covid sangat besar, karena jutaan orang dari berbagai negara kumpul di Tanah Suci.

        Soal vaksin, ia yakin pihak Sinovac akan melakukan lobi-lobi ke pemerintah Saudi. Dengan begitu, diharapkan, masyarakat yang sudah divaksin Sinovac, seperti Indonesia, bisa dibolehkan masuk Saudi.

        Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menerangkan, pihaknya akan mematangkan kebijakan soal vaksin yang diterima Saudi.

        Masalahnya, saat ini Indonesia belum mendapatkan kepastian kuota untuk ibadah haji.

        "Kalaupun diberikan sekarang (dengan vaksin bukan Sinovac) tidak akan lengkap dosisnya. Karena waktu dosis kedua akan lebih dari bulan Juli," terangnya.

        Mendengar informasi ini, Tamim calon jamaah haji yang gagal berangkat sejak tahun lalu, hanya bisa pasrah. "Kalau itu dipandang dari ketetapan, maka kami pasrah dengan takdir ilahi," tuturnya.

        Rencananya, pria yang berprofesi sebagai guru ini berangkat dengan sang istri, Sholihah. Keduanya merupakan jamaah haji mandiri yang dikoordinir KUA Pondok Aren, Tangerang Selatan, tidak melalui kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).

        Tamim selalu diberi informasi dari pihak penyelenggara. Ia bersama istri dianjurkan mengikuti manasik sepanjang tahun secara virtual.

        "Mereka selalu mengatakan untuk bersabar dan berdoa, sambil menunggu dari Saudi Arabia," ungkapnya.

        Ia paham, tak bisa berbuat banyak. Harapannya tak muluk-muluk, semoga pandemi ini segera berakhir. Sehingga umat Islam di seluruh dunia bisa beribadah dengan tenang di Tanah Suci.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: