Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dikenal Sejak Zaman Kolonial, Kualitas Aspal Buton Tidak Kalah dari Aspal Sintetis

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perlu upaya serius untuk Membangkitkan Kembali aspal Buton agar bisa Berjaya seperti dulu. Aspal Buton harus dikelola agar punya daya saing yang kuat melawan aspal-aspal sintetis yang lain. Karena itu dukungan teknologi pemrosesan, logistic, transportasi dan perdagangannya harus diperkuat.

        Demikian diungkapkan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Sebab, tentunya pengguna ingin aspal yang berkualitas dan harganya kompetitif. Untuk itu di sektor produksi perlu didukung dengan teknologi yang bagus dan kami di perdagangan mendukung dengan system logistic, pemasaran dan akses pasar yang luas. 

        Aspal Buton sangat terkenal sejak zaman kolonial Belanda hingga nama Buton selalu dikaitkan dengan aspal. Namun pada perkembangannya aspal sintetis lebih banyak digunakan sehingga aspal Buton agak menurun penggunaannya. Bupati Buton La bakry bertekad untuk Membangkitkan Kembali aspal Buton. 

        "Aspal Buton dikenal dengan kualitas yang bagus dan durability yang lama. Pemerintah pusat harus mengembalikan kejayaan aspal Buton sehingga bisa memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Jerry.

        "Kita mulai dari yang dekat dulu. Di Kemendes kan ada dana desa. Kita tanya, bisa gak salah satu penggunaan dana desa adalah untuk pembangunan infrastruktur yang memakai aspal Buton?” tanya Jerry.

        Direktur Promosi dan Investasi Desa Kemendes, Supriyadi menilai bahwa sangat memungkinkan bahwa penggunaan dana desa untuk pembangunan infrastruktur memakai aspal Buton. Bahkan menurutnya jika itu diwujudkan maka dana desa akan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

        Dana Desa Kembali ke desa, dan bahkan bisa bermanfaat maksimal untuk pembangunan daerah. Pasalnya menurutnya, aspal Buton juga merupakan produk Daerah. Dengan memakai aspal Buton untuk pembangunan jalan di desa-desa berarti perputaran dana desa akan Kembali ke daerah. Jadi antar daerah bisa saling support dalam mengoptimalkan penyerapan dana desa tersebut.

        Wamendag dan Bupati Buton La Bakry menyambut baik pernyataan dari kemendes tersebut. Mereka berharap hal itu bisa segera diwujudkan.

        Kebutuhan aspal nasional setahun mencapai 1,5 juta ton. Buton berharap bisa mengisi Sebagian dari kebutuhan itu. Untuk itu diperlukan pengolahan yang memadai. Bupati Buton La Bakry merencanakan untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Lasalimu untuk mengakomodasi pengembangan aspal ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: