Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        DPRD: Pembangunan Desa di Jabar Butuh Data Presisi!

        DPRD: Pembangunan Desa di Jabar Butuh Data Presisi! Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pembangunan desa khususnya di Jawa Barat harus didukung dengan data presisi. Data desa presisi, kata Bedi, merupakan penggabungan antara data spasial dan numerik.

        Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman menilai data desa presisi sangat penting untuk menghadirkan data akurat bagi Indonesia. Pasalnya, efisiensi data yang akurat itu datang dari desa. 

        Baca Juga: Kuliah saat Waisak, UMB Diprotes PMII Hingga DPRD DKI

        "Inovasi dari Data Desa Presisi itu inovasi metodologi yang tidak hanya bersifat numerik atau angka, namun juga data spasial yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi," kata Bedi di sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDI Perjuangan Jawa Barat bertajuk "Desa Kuat, Indonesia Maju dan Berdaulat, Desa Taman Sari Kemajuan Nusantara, di Hotel Mansion Pine Kota Baru Parahyangan, Kamis sore (11/6/2021). Baca Juga: Heboh! Ketua DPRD Kupang Diduga Singgung SARA, Rekaman Suaranya Beredar

        Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, mengungkapkan hal ini selaras dengan arahan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menginstruksikan bahwa partai banteng moncong putih ini akan mengawali pembangunan dari desa. 

        Megawati, dalam pidato HUT PDI Perjuangan ke-48 menyerukan pada 3 pilar partai yakni struktural, legislatif dan eksekutif agar sama-sama membangun desa dengan diawali pendataan secara presisi.

        "Ibu Ketum menginstruksikan tiga pilar partai (eksekutif, legislatif, struktural partai) untuk bekerja keras membuat kebijakan yang baik untuk rakyat, terlebih untuk membangun desa. Tiga pilar partai diinstruksikan untuk untuk merumuskan politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan, untuk mewujudkan pembangunan pedesaan yang demokratis, terukur, terencana dan tepat sasaran," jelasnya.

        Gagasan desa presisi berawal dari kesimpangsiuran data yang terus menimbulkan polemik. Ketidakakuratan data, kata dia, dapat menyebabkan gagalnya pembangunan.

        Sedangkan, penyusunan rencana pembangunan jangka panjang membutuhkan sebuah data dan data yang akurat penting untuk membangun kebijakan pembangunan daerah. 

        "Tapi ini masih tahap sosialisasi dan percontohan, dan tengah diuji bersama APDESI Jabar. Ibu Ketum juga menitip pesan kepada kami di Jabar yang memiliki 5312 desa atau bisa dikatakan desa besar, maka desa memegang peranan penting dalam keberhasilan pembangunan," ungkapnya.

        Adapun, Ketua Apdesi Jawa Barat Dede Suhendar menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasihnya kepada PDI Perjuangan karena turut dilibatkan dalam konsep data desa presisi ini. 

        "Kami berterima kasih kepada PDI Perjuangan, karena ini baru pertama kali diundang rakerda oleh partai politik sejak berdiri organisasi kami. Terlebih, PDI Perjuangan sangat konsen memperjuangkan hak-hak desa," katanya.

        '"Kami berharap agar konsep data desa persisi dapat mewujudkan desa yang maju dan sejahtera. Kami yakin dan percaya PDI Perjuangan akan terus berjuang untuk kemajuan desa-desa dan masyarakat seluruh Indonesia," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: