Bisnis Allianz Life Tetap Moncer di Tengah Pandemi, Ini Rahasianya...
PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) membukukan Pendapatan Premi Bruto (Gross Written Premium/GWP) sebesar Rp 16,9 triliun di tahun 2020, tumbuh 27,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari sisi Laba Bersih (Net Income), Allianz Life Indonesia mencatat kenaikan sebesar 16% menjadi Rp 1,3 triliun.
Tentunya ada sejumlah strategi yang berbeda yang dilakukan Allianz Life yang membuat pertumbuhan bisnisnya begitu moncer di tahun tersebut, di mana badai Pandemi Covid-19 yang begitu besar tengah menghantam Tanah Air.
Director & Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia, Bianto Surodjo, mengatakan, kelincahan atau agility Allianz Life dalam menyesuaikan perubahan yang terjadi di masa Pandemi Covid-19 membuat bisnis Allianz Life tetap terjaga dan tumbuh positif. Secara jeli Allianz Life Indonesia melihat peralihan dan perubahan yang terjadi sebagai sebuah peluang untuk terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan bagi nasabah.
Asal tahu saja, Pandemi Covid-19 telah membuat perubahan gaya hidup yang signifikan di masyarakat seperti meningkatnya gaya hidup digital, meeting online, festival online, belanja online, kerja dari rumah, sadar akan kesehatan, teknologi nirkontak dan sebagainya. Perubahan ini karena masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan sering mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas untuk memutus mata rantai Covid-19.
Baca Juga: Sasar Generasi Milenial, Allianz Indonesia Luncurkan OptimAll
Baca Juga: Gokil, Pendapatan Premi Allianz Life Naik 27,8% di Tahun Pandemi
"Khusus tahun lalu kan ada pandemi, jadi salah satu yang paling kita lakukan itu agility kita. Artinya dengan adanya perubahan itu bagaimana kita adapt (menyesuaikan) dengan cepat terhadap perubahan tersebut," ujar Bianto saat diskusi dengan Warta Ekonomi TV di Jakarta, baru-baru ini.
Sebagai contoh, saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan lampu hijau bagi perusahaan asuransi jiwa untuk menjual produk unit-linked secara digital akhir tahun 2020 lalu, Bianto menuturkan, Allianz Life menjadi perusahaan asuransi pertama yang menerbitkan produk unit linked digital tersebut.
"Misalnya penjualan unit linked dengan non face to face, kami perusahaan asuransi pertama yang begitu aturan OJK membolehkan kira-kira satu minggu saja kami sudah punya produk itu," paparnya.
Selain itu, lanjut Bianto, keberhasilan Allianz Life menjaga pertumbuhan bisnis yang positif di masa pandemi juga berpegang pada tiga strategi besar. "Pertama, kami selalu berusaha mengeluarkan produk-produk terbaik dan inovatif baik itu asuransi, fund maupun rider-nya (manfaat tambahan)," tukasnya.
Kedua, meningkatkan customer experience dengan inovation process, digitalisasi maupun otomasi. Dia meyakini ketiga hal ini membuat customer yang ingin membeli produk asuransi Allianz Life akan mendapatkan experience yang bagus dan secara proses seamless juga sehingga lebih cepat.
"Untuk pasca penjualan kita juga sudah desain digitalisasi dan otomatisasi kita, shingga nasabah mendapatkan layanan klaim yang mudah," ucap Bianto.
Lalu, strategi yang terakhir adalah Allianz Life merangkul bank-bank distributor seperti HSBC, Maybank, BTPN, QNB, Hana Bank, dan BJB, untuk bekerja bersama-sama memahami segmen customer yang menjadi target dan berikan penawaran produk yang sesuai dan relevan dengan mereka.
Hasilnya, bisnis kanal bancassurance Allianz Life tumbuh tinggi selama dua terakhir di 2019 dan 2020. "Dalam kurun waktu tersebut pertumbuhan kami kira-kira 47% secara weighted business premium. Cukup tinggi dibandingkan industri yang pada saat itu flat. lalu juga pada saat itu market share kami naik dari 6% menjadi 10% pada akhir 2020," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman