Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sekjen Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Dili Asrin Ramdoni menilai kampus saat ini dianggap hanya sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah dan sudah tidak menjadi alam bebas untuk bersikap kritis.
"Hari ini saya bisa mengatakan bahwa kampus ada perpanjangan tangan dari pemerintah," ujar Doni dalam diskusi tanya jawab yang digelar Kantor Berita Politik RMOL di acara diskusi Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk "Kritik Mahasiswa dan Sopan Santun Ala Istana", Kamis (1/7).
Pernyataan Doni dilatarbelakangi banyaknya rektor yang telah dipilih oleh pemerintah. Hal itu yang memengaruhi sikap rektorat kepada para mahasiswanya.
"Contohnya, mahasiswa Unas (Universitas Nasional), ketika dia mengkritik tentang kebijakan UKT misalnya, di-drop out, kemudian dia di-skorsing, diberi peringatan secara keras," jelas Doni.
Doni melihat, kampus saat ini sudah tidak bisa menjadi alam untuk berdialektika, dan mengimajinasikan apa yang perlu dikritik mahasiswa.
"Kampus hari ini sudah tidak bisa kita sebut sebagai ladang untuk kritis lagi, karena banyak tendensius, banyak hal-hal yang menjadikan kita terbelenggu. Contoh kasus seperti teman-teman UI (Universitas Indonesia)," pungkas Doni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: