Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Khawatir Risiko Kematian Usai Vaksinasi, Jubir Vaksinasi Covid-19: Tidak Ada Vaksinasi Bebas Efek

        Khawatir Risiko Kematian Usai Vaksinasi, Jubir Vaksinasi Covid-19: Tidak Ada Vaksinasi Bebas Efek Kredit Foto: KPCPEN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, menepis anggapan vaksinasi dapat memberikan efek negatif seperti kelumpuhan sampai kematian kepada warga yang sudah melakukan vaksinasi. Sebab, sebelum diedarkan vaksin-vaksin yang dibuat sudah melalui proses uji klinis.

        “Tidak ada vaksinasi yang bebas efek samping, tapi yang penting adalah manfaatnya jauh lebih besar dari resikonya,” ujarnya dalam diskusi online Meningkatkan Imun Tubuh di Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Badan Kesehatan Perempuan Amanat Nasional, Rabu (4/8/2021).

        Baca Juga: Tak Memiliki NIK? Tak Perlu Khawatir Tidak Bisa Divaksin! Ini Solusinya Buat Kamu!

        Karena itu menurut Siti Nadia, efek samping dari vaksinasi adalah keniscayaan. Di antaranya terjadi reaksi lokal seperti nyeri di sekitar tempat suntikan, terjadi pembengkakan, eritema, gatal, indurasi, dan berwarna kemerahan.

        Efek samping lainnya akan terjadi reaksi sistemik seperti nyeri otot, demam, rasa lelah, mual, muntah, sakit kepala dan mengantuk. Siti Nadia menyebut, terjadinya reaksi lokal maupun reaksi sistemik merupakan efek samping normal dari vaksinasi.

        Selain itu, Siti Nadia juga menyoroti anggapan vaksin AstraZeneca yang dianggap menyebabkan kelumpuhan karena penggumpalan darah, hal tersebut tidaklah benar. Siti Nadia mengakui AstraZenece memiliki potensi penggumpalan darah sebesar 0,0004 persen.

        Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan kebiasaan merokok yang memiliki potensi penggumpalan darah sebesar 0,18 persen. Sedangkan saat terinfeksi Covid-19 akan terjadi penggumpalan darah sebesar 16,5 persen.

        “Jadi makanya efek samping yang terjadi bukan karena vaksin tapi karena perilaku dan pola hidup yang kurang sehat dan penyakit penyerta yang tidak diketahui,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: