Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengenal Cara Kerja Mesin Pencari Youtube

        Mengenal Cara Kerja Mesin Pencari Youtube Kredit Foto: Unsplash/Christian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Orang-orang di seluruh dunia telah menonton lebih dari 1 miliar jam video YouTube setiap hari—mulai dari video kucing hingga video unboxing. Algoritma YouTube adalah sebuah sistem rekomendasi yang memutuskan video mana yang disarankan oleh YouTube kepada lebih dari 2 miliar pengguna.

        Ini menimbulkan berbagai pertanyaan penting bagi pemasar, influencer, dan content creator: bagaimana Anda dapat membuat algoritma YouTube agar bisa merekomendasikan video Anda kepada audiens dan membantu Anda mendapatkan lebih banyak tombol like dan subscribe? Untuk itu, Anda perlu tahu cara kerja mesin pencari Youtube itu sendiri.

        Baca Juga: YouTuber Rosidah Jajal Remittance Paling Murah Sedunia

        Kali ini, kita akan membahas apa itu sistem penelusuran Youtube, bagaimana cara kerjanya di tahun 2021, dan juga cara Youtube dalam menentukan algoritmanya.

        Apa Itu Sistem Pencarian YouTube?

        Sistem peringkat pencarian YouTube akan memilah-milah lebih dari 500 jam konten yang diunggah setiap menitnya untuk menemukan hasil yang paling relevan untuk sebuah kueri atau kata kunci.

        Penelusuran YouTube juga memprioritaskan tiga elemen utama ini saat mulai menyusun peringkat hasil penelusurannya:

        • Relevansi
        • Engagement
        • Kualitas

        1. Relevansi

        Algoritma peringkat YouTube melihat banyak faktor saat menentukan relevansi. Tanpa terlalu spesifik, YouTube menunjukkan faktor-faktor seperti judul, tag, deskripsi, dan konten video itu sendiri.

        2. Engagement

        Algoritma penelusuran YouTube menggabungkan sinyal interaksi dari pengguna, seperti durasi nonton video tertentu pada sebuah kueri atau kata kunci tertentu. Perusahaan akan mencatat bahwa sinyal engagement adalah cara yang berharga untuk menentukan relevansi bagi pengguna.

        3. Kualitas

        Untuk menentukan kualitas, YouTube menggunakan sinyal yang seharusnya sangat familiar bagi pemasar penelusuran.

        Google telah menyatakan pendapatnya seperti ini: “Terakhir, untuk kualitas, sistem kami dirancang untuk mengidentifikasi sinyal yang dapat membantu menentukan saluran mana yang menunjukkan keahlian (expertise), otoritas (authoritativeness), dan kepercayaan (trustworthiness) pada topik tertentu.”

        Keahlian, otoritas, dan kepercayaan juga dikenal di kalangan pemasar pencarian sebagai E-A-T. Seharusnya istiliah ini sudah tidak asing lagi karena Google telah menekankan betapa pentingnya sinyal ini untuk digunakan pada search engine-nya juga.

        Bagaimana Cara Kerja Algoritma YouTube Di Tahun 2021?

        Algoritma YouTube akan memilih video untuk pengguna dengan dua tujuan, yaitu menemukan video yang tepat untuk setiap pengguna, dan memikat mereka untuk terus menonton.

        Ketika kita berbicara tentang "algoritma," kita juga akan berbicara tentang tiga sistem seleksi, antara lain:

        1. Algoritma bekerja dalam memilih video untuk beranda YouTube;

        2. Algoritma memberi peringkat hasil untuk setiap pencarian yang diberikan; 

        3. Algoritma juga memilih video yang disarankan kepada pengguna untuk ditonton.

        YouTube mengatakan bahwa pada tahun 2021, beranda dan video yang disarankan atau recommended biasanya menjadi sumber trafik teratas bagi sebagian besar saluran. Kecuali untuk video penjelasan atau instruksi (misalnya, "cara menyetel sepeda"), yang sering kali mendapat trafik paling banyak dari penelusurannya sendiri.

        Bagaimana Cara YouTube Menentukan Algoritma?

        Sinyal peringkat apa yang digunakan oleh YouTube untuk memutuskan video mana yang akan ditampilkan kepada orang-orang?

        Setiap sumber trafik akan sedikit berbeda. Namun pada akhirnya, yang memengaruhi jumlah penayangan video Anda adalah gabungan dari:

        • personalisasi (history dan preferensi pengguna)
        • kinerja (keberhasilan suatu video)
        • faktor eksternal lainnya (seperti penonton atau pasar secara keseluruhan)

        Setiap kali seseorang membuka aplikasi YouTube atau mengetik kata kunci di youtube.com, algoritma YouTube akan menawarkan beragam video yang menurutnya mungkin ingin ditonton oleh orang tersebut.

        Pilihan ini sering kali menjadi luas karena algoritma masih belum menemukan apa yang diinginkan oleh pemirsa. Ada suatu ketika disaat beranda Anda tiba-tiba muncul sampul lagu pop, atau pidato kepresidenan suatu negara yang menginspirasi, atau mungkin video bersama binatang peliharaan seorang Youtuber.

        Video yang dipilih untuk beranda dibagi berdasarkan dua jenis sinyal peringkat:

        1. Kinerja: YouTube mengukur kinerja dengan metrik seperti rasio klik-tayang (CTR), durasi penayangan rata-rata, persentase penayangan rata-rata, tombol like dan dislike, serta survei dari pengguna. Pada dasarnya setelah Anda mengunggah video, algoritma akan menampilkannya kepada beberapa pengguna di beranda, dan jika video itu menarik, enaging, dan memuaskan hati pengguna tersebut (yaitu, mereka akan mengekliknya, menontonnya sampai habis, menyukainya, membagikannya kepada orang lain, dan lainnya), maka video tersebut kemudian akan ditawarkan kepada lebih banyak pengguna di beranda mereka.

        2. Personalisasi: Personalisasi merupakan cara YouTube dalam menawarkan video kepada orang-orang yang dianggap relevan dengan minat mereka berdasarkan perilaku di masa lalu mereka, alias riwayat tontonan mereka. Jika pengguna menyukai topik tertentu atau menonton banyak saluran tertentu, maka akan lebih banyak video dengan topik yang sama akan ditawarkan kepada mereka. Faktor ini juga sensitif terhadap perubahan perilaku dari waktu ke waktu karena minat dan ketertarikan seseorang akan berubah seiring berjalannya waktu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: