Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahas Negara di Simpang Jalan, Anies Baswedan: Saling Curiga Diobati

        Bahas Negara di Simpang Jalan, Anies Baswedan: Saling Curiga Diobati Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, pandemi Covid-19 telah menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Butuh kepemimpinan yang tepat dan cepat dalam mengambil kebijakan. Salah ambil jalan, bisa celaka.

        Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat menjadi narasumber peluncuran buku berjudul Negara Bangsa di Simpang Jalan karya Budiman Tanuredjo yang digelar virtual, kemarin. Buku yang ditulis wartawan senior Kompas itu merupakan kumpulan kolom politik dan hukum Budiman di harian Kompas.

        Baca Juga: Perang Baliho, Omongan Pengamat Mak Jleb Banget: Mereka Sadar tak Seterkenal Anies Baswedan

        Selain Anies, ada sejumlah narasumber lain yang ikut memberikan pengantar. Mereka adalah Guru Besar UIN Jakarta Prof Azyumardi Azra, Jurnalis Najwa Shihab, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Jubir Presiden Fadjroel Rachman.

        Anies mengawali bicaranya dengan mengapresiasi buku yang ditulis Budiman. Kata dia, buku yang berisi catatan persoalan bangsa itu semacam early warning system dalam kehidupan berbangsa. Semacam tester soal kesehatan dan kewarasan bangsa.

        Anies bilang, satu kekuatan tulisan kolom Budiman adalah jujur dan objektif dalam menyampaikan persoalan. Seperti cek kesehatan. Tak ada gunanya rutin cek kesehatan kalau tak jujur.

        Eks Mendikbud ini menegaskan, selama ini DKI Jakarta selalu mengedepankan kejujuran dalam menyampaikan data corona. Tidak dilebihkan, juga tidak dikurangi. Menurut dia, kejujuran adalah kunci penanganan pandemi. "Transparansi jadi kunci. Kebijakan tak mungkin bisa dibuat dengan data yang tidak transparan,” ucap Anies.

        Dari sana, eks Rektor Universitas Paramadina ini lantas bicara soal persimpangan jalan dan kepemimpinan. Kata dia, sejarah mencatat, Indonesia sudah berulang kali berada di persimpangan jalan. Kadang mengambil belokan yang benar, kadang ambil belokan yang salah.

        Beberapa contoh saat mengambil belokan yang benar misalnya saat para pemuda bersatu dan mendeklarasikan Sumpah Pemuda pada 1928. Atau, saat memutuskan mendeklarasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

        Nah, kata Anies, saat ini Indonesia yang sedang menghadapi pandemi juga berada di persimpangan jalan. Jadi jangan sampai salah mengambil jalan. Kalau salah bisa celaka. Misalnya, efek pandemi bisa lebih lama dirasakan. Kata dia, di saat seperti ini dibutuhkan kepemimpinan yang kuat agar kita tak salah ambil jalan.

        Kata dia, saat ini butuh kepemimpinan untuk bisa menempatkan kepentingan negara kesehatan di atas kepentingan lain. Karena itu, saat ini butuh terobosan. Mengobati saling curiga dan menghilangkan polarisiasi.

        "Polarisasi luar biasa yang sering ditarik ekstrem, yang tadi digambarkan, suara-suara di dalam percakapan dunia maya yang membentuk perasaan di dunia nyata, ini harus dibereskan," kata Anies.

        Ia menilai, segenap masyarakat harusnya bersatu membantu pemerintah dalam penanganan pandemi. Di sisi lain, Anies juga menilai pemerintah harus bisa merangkul dan bertindak adil terhadap semua pihak agar polarisasi esktrem ini tidak lagi terjadi. Kebijakan pemerintah juga, kata dia, harus mengutamakan kepentingan publik.

        "Saling curiga diobati. Menjangkau semua, mengajak semua," tuntasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: