Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nikahi Cinta Pertama, Siapa Sangka Kini Vicky Safra Jadi Janda Terkaya di Dunia

        Nikahi Cinta Pertama, Siapa Sangka Kini Vicky Safra Jadi Janda Terkaya di Dunia Kredit Foto: Twitter/banksnews.gr
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pewaris harta kekayaan bankir terkaya di dunia, Joseph Safra ialah sang istri yang kini menjadi janda, Vicky Safra. Saat menikah dengan Joseph, Vicky baru berusia 17 tahun. Lima dekade kemudian, dia kini menjadi pewaris kekayaan Safra yang dibangun selama 180 tahun di tiga generasi dan empat benua.

        Vicky telah menjadikan salah satu wanita terkaya di planet ini dengan harta USD7,9 miliar (Rp113 triliun), menurut Forbes.

        Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Cheng Xue, Crazy Rich Saus China Berharta Rp112 Triliun

        Dilansir dari The National News di Jakarta, Senin (9/8/21) sejak kematian Joseph Safra pada bulan Desember, kendali atas beberapa aset keluarga yang paling berharga telah diberikan kepada janda  berusia 68 tahun itu beserta keempat anaknya.

        Mereka terdaftar sebagai pemilik J. Safra Sarasin Swiss dan Banco Safra Brasil, dua bank dengan aset sekitar USD90 miliar (Rp1.303 triliun), serta perusahaan yang terkait dengan kepemilikan real estat keluarga, yang meliputi gedung Gherkin di London dan 660 Madison Avenue di New York.

        Vicky dan anak-anaknya memiliki nilai gabungan lebih dari USD16,2 miliar (Rp232 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index. Warisan kekayaan Safra adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah, tetapi juga menjadi tren dari keluarga ultra-kaya yang mewariskan kekayaan super besar.

        “Hanya segelintir perusahaan keluarga yang berhasil melewati generasi ketiga,” kata Roberto Bento Vidal, mitra di Cambridge Family Enterprise Group Brazil, sebuah perusahaan yang memberi nasihat kepada keluarga. “Dalam kasus Safra, kami melihat proses yang terstruktur dengan baik yang tampaknya telah dipikirkan untuk sementara waktu.”

        Kekayaan Safra berasal dari Aleppo, Suriah, di mana keluarga itu mendirikan Safra Freres & Cie pada tahun 1840-an untuk membiayai karavan perdagangan unta selama Kekaisaran Ottoman. Itu juga tempat kelahiran Jacob Safra yang memindahkan keluarganya ke Brasil pada tahun 1953. Sejak itu, ia mendirikan perusahaan untuk perdagangan logam, mesin dan ternak, dan kemudian mendirikan bank.

        Joseph yang merupakan anak bungsu sedang belajar di Inggris ketika keluarganya pindah ke Amerika Selatan. Bertahun-tahun kemudian, dia juga pindah ke Brasil setelah kesehatan ayahnya mulai memburuk.

        Di sanalah dia bertemu calon istrinya, yang juga Yahudi dan telah beremigrasi dari Yunani ke Brasil pada 1950-an ketika dia masih kecil. Mereka menikah pada tahun 1969.

        “Itu adalah cinta pada pandangan pertama, cinta yang akan bertahan sampai saat terakhir dalam hidupnya,” menurut laporan tahunan J. Safra Sarasin.

        Vicky dan Joseph Safra memiliki empat anak dan 14 cucu. Jacob (45) anak tertua, bertanggung jawab atas operasi internasional untuk bisnis keluarga, sementara yang termuda, David (36) mengawasi perusahaan Brasil.

        Seperti mendiang suaminya yang jarang diwawancara, Vicky juga tidak menonjolkan diri. Penampilan publiknya yang langka biasanya didorong oleh pekerjaan filantropis, termasuk dari Yayasan Vicky dan Joseph Safra. Vicky tinggal di Swiss, tidak tinggal di Brasil.

        Dua anak Safra lainnya memiliki usaha di luar bisnis utama keluarga. Putra tengahnya, Alberto (41) meninggalkan dewan pemberi pinjaman keluarga pada 2019, meskipun ia mempertahankan sahamnya di Grupo J. Safra. Dia mendirikan ASA Investments, sebuah perusahaan keuangan dengan unit manajemen aset dan kekayaan. Lalu, Esther (44) adalah seorang pendidik dan menjalankan sekolah Beit Yaacov di Sao Paulo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: