Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mas Ganjar Makin Moncer untuk Pilpres, Mbak Puan dan Pak Prabowo Aja Dikangkangi

        Mas Ganjar Makin Moncer untuk Pilpres, Mbak Puan dan Pak Prabowo Aja Dikangkangi Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin, ikut menyoroti soal issu pencapresan 2024, yang diisi oleh sejumlah Kepala Daerah, seperti nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang masuk dalam tiga besar elektabilitas.

        Diketahui, dalam survei nasional evaluasi kebijakan dan peta politik masa pandemi Charta Politika merilis survei terbaru mencatatkan, capres 2024 bukan dari Ketua Umum Partai. Baca Juga: Bu Megawati Pilih Putri Semata Wayang, Pak Ganjar Pantang Mundur dari Pilpres 2024

        Seperti, nama Ganjar Pranowo di posisi teratas dengan elektabilitas 20,6 persen dan diikuti Anies di posisi kedua dengan 17,8 persen, Prabowo Subianto berada di posisi ketiga, sedikit di bawah Anies, dengan 17,5 persen. 

        Sementara, posisi Puan Maharani calon lain yang kemungkinan diusung PDI Perjuangan berada di bawah Ganjar yang berada di posisi ke-9 dengan 1,4 persen. Baca Juga: Tak Pasang Baliho, Ganjar Ngaku Dapat Tugas dari Jokowi dan Megawati: 'Gak Sempat...'

        "Salah satu kluster yang menjadi sorotan untuk tokoh capres saat ini bukan lagi dari Ketua Umum Partai melainkan dari sosok kepala daerah. Yang paling banyak mendapat simpati saat ini adalah Ganjar dan Anies," katanya, Senin (16/8/2021).

        Lanjutnya, ia menyebut keduanya memiliki background yang kurang lebih sama dan dianggap bisa mewakili masyarakat saat ini yang tengah menghadapi masalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, kesehatan, serta pola birokrasi.

        "Keduanya dianggap bisa mewakili suara masyarakat saat ini dan memperoleh hasil survei yang baik. Dua-duanya sama-sama aktifis, sama-sama dari UGM, dan punya program serta output yang kongkrit dibandingkan nama-nama kandidat lainnya dalam hasil survei elektabilitas," jelas Ujang Komarudin.

        Ujang Komarudin yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menyebutkan keduanya belum resmi dipilih oleh partai politik. Kendaraan Ganjar memang dari PDI Perjuangan, namun partai kepala banteng moncong putih ini belum resmi menunjuk Ganjar, sementara Anies tidak memiliki kendaraan politik.

        Ia menyebutkan peta perjalanan menuju Pilpres 2024 sebenarnya sudah akan dimulai pada tahun depan 2022 . Dimana sejak 20 bulan sebelum dilaksankan Pilpres partai politik sudah mulai bergerak untuk mencari kandidat terbaik yang diusung partainya.

        "Politik menuju Pilpres 2024 itu tidak lama, semua akan cepat dan dinamis, apalagi incumben tidak bisa berpartisipasi kembali dalam Pemilu 2024. Apalagi beberapa waktu terakhir partai politik sudah mulai bergerak memperkenalkan sosok pimpinan partai mereka masing-masing," ungkap Ujang Komarudin.

        Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan sifat survei elektabilitas masih amat dinamis pasalnya Pemilu Presiden masih cukup lama yakni pada 2024.

        "Survei sifatnya dinamis, bisa saja berubah, bila dulu nama Prabowo Subianto paling unggul sekarang justru Ganjar dan Anies berada di posisi terdepan dari segi keterpilihan (elektabilitas)," jelas Adi Prayitno.

        Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menilai nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memang merupakan dua kutub yang saling bersaingan satu dengan lainnya. "Apalagi mereka memiliki dua kutub bersebrangan. Anies kemungkinan besar di dukung partai oposisi sedangkan Ganjar didukung partai pendukung pemerintah saat ini," ungkapnya.

        Hal inilah, kata Adi Prayitno yang membuat persepsi publik terhadap kandidat terkuat Capres di 2024 terkunci pada kedua sosok Gubernur tersebut. "Ini membuat survei menempatkan keduanya tertinggi. Pemberitaan di media menempatkan Ganjar dan Anies selalu di spot light paling sering. Untuk kandidat lainnya ada, tapi yang mendominasi tetap Ganjar dan Anies," jelas Adi Prayitno.

        "Kemungkinan bisa ada empat paslon (Capres - Cawapres). PDI Perjuangan bisa mengusung sendiri. Namun jumlah poros Parpol bisa hanya dua Paslon apabila tidak ada jagoan figur dan logistik yang dominan," ungkap Adi Prayitno.

        Sedangkan Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing menyebutkan kedua kandidat memiliki peluang cukup besar apabila dilihat dari statistik kuantitatif. "Ada ketakutan partai politik apabila tidak mengusung calon dengan elektabilitas tertinggi maka perolehan suara partai akan rendah," kata Emrus Sihombing.

        Saat ini, publik sedang menilai prestasi dan kinerja keduanya (Ganjar dan Anies) dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di wilayahnya masing-masing. "Jadi meskipun Ganjar Pranowo paling tinggi elektabilitasnya dalam sejumlah survei, kemudian Anies juga perolehan suaranya tinggi, namun keduanya harus menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghadapi pandemi Covid-19," kata Emrus.

        Ia menyebutkan, sosok pemimpin daerah khusus gubernur memiliki kans baik di Pilpres. Hal ini seperti terlihat pada Presiden Jokowi di 2014.  "Sebaiknya setiap partai politik memiliki kader terbaiknya sejak dini sehingga masyarakat dapat menilai rekam jejaknya dalam menjalankan tugas secara leluasa dan tidak mengumumkan di menit-menit terakhir," jelas Emrus Sihombing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: